Isnin, 14 Mei 2018

ILMU TAUHID ULUHIYAH DAN RUBUBIYAH


D
Dalam islam awal agama mengenal allah sawt sebagai mana nabi nabi terdahulu adam hin gga nabi isa alaihissalam ,.,.. pokok pangkal para utusan allah sawt bertujuan membawa setiap insan berpegang teguh atas talian allah ,.., yang mana berpahaman bahawa taida yang terlebih mengetahui dan membalas atas setiap perbuatan dan amalan setiap anak cucu adam atas dunia ,.,. dan pahaman yang mana dikenali dengan pahaman atuhid sebagai mana nabi muse yang mengajar umat manusia seawal zaman kerajaan firaund yang mana mengenal tuhan yang mana menjadikan sekelian alam langgit dan bumi ,.,. pokok pangkal nya para utusan allah nabi nabi rasul rasul yang mana berjumlah 124,000 orang keseluruhan nya adalah bertujuan membawa seluruh manusia atas dunia ini paham bahawa ada tuhan ya ng mana mencipta langgit dan bumi dan tuhan ini adalah di namakan tuhan yang memiliki kerajaan langgit dan bumi ,.,.., sebagai mana jelas bagi kita dalam kerajaan tuhan langgit dan bumi ada nya malaikat dan iblis sebagai mahluk yan g taad dan mahluk yang setia,.,.,. dari jumlah 124 ,000 para rasul allah ini keseluruhan mengajar ilmu tauhid rububiah dan huluriah,.,. sebagai mana kita ketahui .,,.,. tauhid ada lah kepercayaan dalam tafsir tauhid membawa makna (bahasa Arab: توحيد) merupakan konsep monoteisme Islam yang mempercayai bahawa Tuhan itu hanya satu. Tauhid ialah asas Aqidah. Dalam bahasa Arab, "Tauhid" bermaksud "penyatuan", sedangkan dalam Islam, "Tauhid" bermaksud "menegaskan penyatuan dengan Allah". Lawan untuk Tauhid ialah "mengelak daripada membuat", dan dalam bahasa Arab bermaksud "pembahagian" dan merujuk kepada "penyembahan berhala". Tauhid menurut bahasa ertinya mengetahui dengan sebenarnya Allah itu Ada lagi Esa. Menurut istilah, tauhid ialah satu ilmu yang membentangkan tentang wujudullah (adanya Allah) dengan sifat-Nya yang wajib, mustahil dan jaiz (harus), dan membuktikan kerasulan para rasul-Nya dengan sifat-sifat mereka yang wajib, mustahil dan jaiz, serta membahas segala hujah terhadap keimanan yang berhubung dengan perkara-perkara sam’iyat, iaitu perkara yang diambil dari Al-Quran dan Hadis dengan yakin. Sebahagian ulama mentakrifkan ilmu tauhid sebagai berikut: "Ilmu tauhid ilmu yang menerangkan hukum-hukum syarak dalam bidang i’tiqad yang diperoleh dari dalil-dalil yang qat’i (pasti) yang berdasarkan ketetapan akal, Al-Quran dan Hadis." Persoalan ‘Apa itu tauhid?’ seringkali dijawab dengan ayat-ayat yang bermaksud bahawa puncak kenyataan tauhid adalah ucapan kalimah syahadah, dan sering juga berlaku apabila jawapan itu diungkap tanpa sedikit pun mengetahui makna ucapan itu. Jika yang ditanya mempunyai lebih pengetahuan, maka padanya, Tuhan itu ialah yang menciptakan sendiri kerajaan-Nya, dan jawapan yang diberi akan berkait rapat dengan tauhid rububiyah sahaja. Kalimah ‘laa ilaha illallah’ bermaksud tidak ada Tuhan selain Allah. Kalimah ini menunjukkan bahawa manusia tidak ada tempat bersandar, berlindung dan berharap kecuali Allah. Tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tiada yang memberi dan menolak melainkan Allah. Zahirnya syariat menyuruh kita berusaha beramal, sedang hakikatnya syariat melarang kita menyandarkan diri pada amal usaha itu supaya tetap bersandar pada kurnia Allah. Konsep ini melahirkan konsep tawakkal, dimana selepas kita berusaha, tetap kita perlu kepada Allah. Tauhid bukanlah sekadar ucapan ‘laa ilaha illallah’, walaupun ucapan tersebut merupakan sebahagian daripadanya. Tetapi tauhid itu adalah nama untuk pengertian yang agung dan ucapan yang mempunyai erti yang besar, lebih besar dari semua pengertian. Tauhid ialah pembebasan terhadap penyembahan kepada semua yang bukan kepada Allah dan penerimaan dengan hati serta pengibadahan kepada Allah semata.TAUHID RUBUBIYAH, TAUHID ULUHIYAH DAN TAUHID UBUDIYAH Kata tauhid berasal dari kata wahhada yuwahhidu tauhîdan, yang berarti menjadikan-Nya satu. Kata tauhid secara istilah didefenisikan sebagai “mengesakan Allah SWT” Tuhan sembahan dengan segala nama, sifat dan perbuatan-Nya. Berdasarkan produk sejarah, permasalahan-permasalahan dalam ilmu kalam, dan untuk memudahkan dalam mempelajari dan memahami tentang tauhid, serta secara teoritis tauhid dapat diklarifikasikan dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut: Pertama: Tauhid Rububiyah Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah SWT, yaitu “Rabb”. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain: al-Murabbi (pemelihara), al-Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), al-Muslih (yang memperbaiki), al-Sayyid (tuan), dan al-Wali (wali). Sedangkan menurut istilah tauhid rububiyah berarti “percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdirnya Ia menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya.[1] Allah SWT berfirman:  “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A’raaf: 54).[2] Tauhid Rububiyah mencakup dimensi-dimensi keimanan berikut ini: Pertama : Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang bersifat umum. Misalnya menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, menguasai, dan lain-lain. Kedua : Beriman kepada takdir Allah. Ketiga : Beriman kepada Zat Allah SWT.[3] Landasan Tauhid Rububiyah adalah dalil-dalil berikut ini: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Fatihah: 1). Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? (QS. At-Thuur: 35). Runtut pembuktian akal sehat atas ayat ini adalah bahwa ada tiga asumsi yang mungkin dapat diterima secara logis disini, yaitu: Asumsi pertama : Mereka diciptakan dari ketiadaan. Ini secara mutlak jelas tidak mungkin, karena ketiadaan kontra kewujudan. Asumsi kedua : Mereka adalah pencipta-pencipta. Ini tentu mustahil karena mengansumsikan kewujudan sesuatu pada saat ketiadaannya. Asumsi ketiga : Ada pencipta selain mereka, yaitu Allah SWT. Asumsi inilah yang harus diterapkan. Dalil akal sehat (logika) lainnya adalah “at-Tamanu” (pertentangan) yaitu jika diasumsikan ada dua pencipta, maka ada dua kemungkinan: Pertama : Derajat mereka sama, jika derajat mereka sama maka ada kemungkinan tindakan salah satu dari keduanya adalah syarat bagi tindakan yang lain. Yakni bila yang satu menginginkan satu benda bergerak, sementara yang lain menginginkan tidak bergerak. Ini tentu mustahil, maka otomatis hal ini gugur. Kedua : Derajat mereka berbeda atau bertingkat, maka yang terkuatlah mengendalikan, hal ini bukti kelemahan dan menyebabkan kerusakan. Asumsi ini jelas salah, alam semesta memiliki keteraturan yang kokoh dan sempurna tanpa cacat, maka benar adanya bahwa Tuhan itu hanya satu yakni Allah SWT. Kedua: Tauhid Uluhiyah Kata Uluhiyah diambil dari akar kata Illah yang berarti: Yang disembah dan Yang ditaati. Kata ini digunakan untuk menyebut sembahan yang hak dan yang batil. Untuk sembahan yang hak misalnya dalam firman Allah SWT: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).” (QS. Al-Baqarah: 255). Dengan kata lain Tauhid Uluhiyah ialah percaya sepenuhnya, bahwa Allah-lah yang berhak menerima semua peribadatan makhluk, dan hanya Allah sajalah yang sebenarnya dan yang harus disembah. Allah SWT berfirman:  “ Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163). “Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia.” (QS. Thaaha: 98).  “Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu, dan Kami hanya kepada-Nya berserah diri". (QS. Al-Ankabut: 46). Singkatnya, keyakinan tentang Allah SWT sebagai Tuhan satu-satunya, baik zat-Nya, maupun sifat dan perbuatan-Nya itulah yang disebut Tauhid Uluhiyah. Uluhiyah kata nisbat dari Al-Illah. (اُلُوْلُهِيَّةُ) (الاله – الاله) Al-Illah berarti: Tuhan yang wajib ada, yaitu Allah, sedangkan Uluhiyah berarti: Mengakui dan meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Satu atau Esa dalam sifatnya berarti: 1. Satu persatunya sifat Allah itu hanya satu, tidak terdiri dari bagian-bagian. Misalnya sifat Kudrat itu satu dan tidak terbagi-bagi, sifat ilmu satu dan tidak terbagi-bagi. Begitu juga lain-lain sifat. Berbeda dengan sifat manusia, misalnya kekuatan atau kekuasaan yang selal terbagi-bagi, sebab kekuatan dan kekuasaan manusia tidak bisa meliputi segala keadaan, segala suasana dan segala zaman. Ilmu alam, ilmu ukur….dan sebagainya. 2. Tidak ada yang memiliki sifat Allah. Kekuatan/kemampuan atau kekuasaan atau kudrat manusia tidak sama dengan kekuasaan atau Kudrat Allah. Pokoknya, segala perkiraan yang mempersamakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya itu tidak benar. Allah berfirman: “Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.” (QS. Al-An’am: 100) Kemudian yang dimaksud dengan Satu atau Esa dalam perbuatan-perbuatan ialah bahwa alam semesta ini seluruhnya ciptaan Allah. Tidak ada bagian-bagian alam yang diciptakan oleh selain Allah SWT.[4] Oleh karena itu, realisasi yang benar dari Tauhid Uluhiyah hanya bisa terjadi dengan dua dasar: Pertama : Memberikan semua bentuk ibadah hanya kepada Allah SWT semata tanpa adanya sesuatu yang lain. Kedua : Hendaklah semua ibadah itu sesuai dengan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya yang disimpulkan dengan kata “Ikhlas dan Mutaba’ah”. Dengan begitu, maka Tauhid Uluhiyah merupakan jenis tauhid yang terpenting dan paling mendasar karena dengan Tauhid Uluhiyah kehidupan dijalankan dan syariat ditegakkan. Tauhid Uluhiyah merupakan dasar fitrah dan sejarah manusia, sejak manusia diciptakan Allah menanamkan pada diri manusia yang memungkinkannya menerima dan mencintai kebenaran, memilih Tauhid atas Syirik atau Iman atas Kufur. Dari keseluruhan nya maka jelas bagi kita bahawa setiap dari kita manusia yang mana bergeklar sebagai mana mukallaf dan sebagai insan atau hamba yang mana bertauhidkan asas aqidah dan berpahaman bahawa dzat allah itu ada lah diri allah sawt yakni tuhan setiap mahluk yang mencipta langgit dan bumi serta seluruh yang ada di dalam dan di anatra nya ,.,. dari sini wajib bagi kita beriqtiqod sebagai mana para rasul yang ,mana kita ketahui seramai 124,000 orang yang mana mengajar ilmu ilmu te nta ng pegenalan siapa tuhan yakni raja bagi segaja raja di bumi dan langgit ,.,. Seb agai mana jelas awal awal pe mbawakan rasul itu adalah mengenal allah yakni awaluddin magfiratullah.,.,.. awal ilmu dalam agama langgit dan bumi (samawi) agama seawal adam agama langgit dan bumi hingga mana muse dan lalu isa alaihissallam .,.,,. keseluruhan nya berjumlah yang wajib kita ketahui 124,000 orang ramai nya rasul utusan allah yang allah pancar kan nur muhamat kedalam sanubari mereka ,.,.,. yang mana allah lahir kan dari dzat allah .,,. yang mana allah jadikan dari cahaya di bawah cahaya allah,.,. bagi meneranggi dan menjadi petunjuk dan penyuluh bagi setiap insan yang lahir dari keturunan nabi adam alaihissalam hingga akhir zaman .,,. ilmu agama berpoko pangkal dari ilmu tauhid dan  berpaham dalam pahaman abu hassan asr-syariah .,,. seawal adam hin gga nabi muhamat lalu turun ke tanggan baginda syaidina ali dan akhir nya turun ke tanggan para sahabat dan abu hassan asr-syariah tanggan ke tanggan allah ,.,. yang mana berupa dzat dari dzat allah nyawa dari nyawa allah cahaya dari cahaya allah ,.,. terus menerus men galir ilmu ilmu tauhid sebagai mana seawal zaman para rasul utusan hingga akhir zaman terus terus mengalir hingga manusia akhir zaman turun nya nabi isa alaihissalam dan imam al-mahdhi .,,.,. 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

ALLAH MAHA BERI PETUNJUK,.,. 2013

BERMULA pada pertengahan tahun 2013 , pada malam hari ,berbekalkan sebuah beg galas berisikan baju dan pakaian yang perlu , dan sebu...