Dan dzat allah sawt itu berupa diri allah sawt itu sendiri,.,.
mustahil bagi diri allah sawt itu memiliki sifat sifat baharu sebagai mana jelas dalam penjelasan sifat baharu itu sendiri hanya sifat yang menumpang pada mahluk,.,.., sebagai mana allah menjelaskan bahawa diri allah itu ahad yakni satu atau tunggal atau esa yang mana membawa makna tiada bagi allah itu sekupu atau sesuatu atau dibawah nya sebagai mana puak musrikin menyembah allah dengan sekupu nya yakni berhala berhala yang terdapat bayak di lihat sebagai sekupu sekupu allah ,.,.,.
,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.
sekupu di sini membawa makna bersama atau perantaraan atau orang tengah atau twinlite penyambung antara dua alam perhubungan antara tuhan dengan mahluk ,.,. sebagai mana jelas puak musrikin bahawa tuhan itu berada di atas langgit dan berhala berhala atau sekupu sekupu tuhan sebagai perantaraan antara mahluk di bumi dengan tuhan di langgit,.,.,.,.,.
sebagai mana jelas allah itu tiada beribu atau bapak tiada beranak ,. sebagai mana allah menjelaskan bahawa allah itu tiada ibu bapak dan anak pinak isteri atau adik beradik atau nenek moyang atau saudara mara ,.,. allah jelaskan bahawa diri nya bersifat ahad tiada lain selain dia lah di langgit dan bumi ,dan allah itu tiada beribu sebagai mana pegangan nasrani bahawa allah adalah mariam atau isteri allah atau roh kudus ji brail bapak tuhan atau isa anak tuhan atau yesus tuhan ,.., sebenar nya dalam pahaman nasrani berputar putar hingga isa di anggap tuhan lalu di anggap anak tuhan sebagai mana mariam assl nya di nggap isteri tuhan dan ibu tuhan dan pahaman nasrani banyak menyatakan allah itu bukan ahad yakni satu atau tunggal ,./,.,.,.
dan dalam pahaman yahudi mereka mengaggap allah itu tuhan yang mana roh kudus yakni jibrail., jibrail dianggap tuhan bagi yahudi kerna kekuasaan nya dalam utusan nya dan wahyu wahyu yang di turunkan dan mengandun gkan mariam .,,..,
dalam pahaman yahudi dan nasrani jelas berbeza dengan apa apa yang allah jelas kan bahawa allah itu bersifat ahad dan tiada bagi allah anak atau beranak atau beristeri atau bapak bagi allah dia lah yang maha qadim kekal seawal masa azali hingga masa ke mbali kemasa azali ketika mana kesemua hancur dan luluh menjadi debu,.,.,.
sebagai mana pahaman wahabi dan mujasima allah berupa dan bertem,pat ,. allah menjelaskan bahawa allah itu berupa dzat yang maha kekal qadim tiada bagi allah berupa berketul berwarna bertempat atau apa apa jua kerna allah itu dzat yan g maha qadim.,.,jelas pahaman wahabi dan puak mujasima ini berpahaman tiada sebagaimana yang allah jelaskan bahawa diri nya tiada berupa dan berwarna atau lebih jelas tiada beraqrod dan jisim ,.,.
allah sawt jua menjeklaskan bahawa tiada bagi allah itu berupa cahaya atau api sebagai mana puak muktazilah dan qadariah yang mana menyatakan bahawa allah berupa matahari bulan bintang atau api dan cahaya yang mana dikatakan allah ,.,.
dari sini kita dapat membezakan bahawa pahaman pahaman tentang diri allah sawt itu sendiri tiada berupa tiada berwarna tiada bertempat tiada bersekupu tiada beranak pinak tiada bagi allah itu bertanggan atau berpunggung tiada bagi allah berupa bintang atau matahari atau bulan tiada jua bagi allah itu ada nya sebagai mana ada nya mahluk ,.,.
allah sawt menjelaskan bahawa diri nya berupa dzat yang maha qadim yakni kekal tiada permulaan tiada akhir yakni awal dan berakhir ,.,. Nama hari Ahad berasal daripada Bahasa Arab, yang mana Ahad itu bermakna satu, iaitu hari yang pertama dalam seminggu. “Dialah Allah, Yang Maha Esa” [Al-Ikhlash : 1]
“Allah adalah Ilah yang bergantung kepadaNya segala urusan” [Al-Ikhlash : 2]
“Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan” [Al-Ikhlash : 3]
“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia” [Al-Ikhlash : 4]Sebab turunnya surat ini adalah, ketika orang musyrik dan orang Yahudi berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Beritakan kepada kami sifat Rabb-mu!”
,.,.,.,.,.,.,.,.
Kemudian Allah Ta’ala menurunkan surat ini [1]
Qul = “Katakanlah”. Pernyataan ini ditujukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya. “Huwa Allahu ahad” = “Dialah Allah Yang Maha Esa”. Menurut ahli I’rab, huwa adalah dhamir sya’n, dan lafdzul jalalah Allah khabar mubtada dan “Ahadun” khabar kedua. ‘Allahu Ash-Shomad’ kalimat tersendiri. “Allahu Ahadun” Yakni, Dia adalah Allah yang selalu kamu bicarakan dan yang selalu kamu memohon kepada-Nya. “Ahadun”. Yakni, Yang Maha Esa dalam kemuliaan dan keagungan-Nya, yang tiada bandingan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Bahkan Dia Maha Esa dalam kemuliaan dan keagungan. “Allahu Ash-Shomad” adalah kalimat tersendiri Allah Ta’ala menjelaskan bahwa dia Ash-Shomad. Makna yang paling mencakup iallah Dia mempunyai sifat yang sempurna yang berbeda dengan semua mahkhluk-Nya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Ash-Shomad ialah yang sempurna Keilmuan-Nya, Yang sempurna Kesantunan-Nya, Yang sempurna Keagungan-Nya, Yang sempurna Kekuasaan-Nya. Sampai akhir perkatan-Nya [2]. Ini artinya bahwa Allah Ta’ala tidak membutuhkan makhluk karena Dia Maha Sempurna. Dan juga tertera dalam tafsir bahwasanya As-Shamad ialah yang menangani semua urusan makhlukNy-Nya. Artinya, Bahwa seluruh makhluk sangat bergantung kepada Allah Ta’ala. Jadi, arti yang paling lengkap ialah : Dia Maha Sempurna dalam sifat-sifat-Nya dan seluruh makhluk sangat bergantung kepada-Nya.
“Lam yaalid”. Bahwa Allah Azza wa Jalla tidak mempunyai anak karena Dia adalah Dzat Yang Maha Muali dan Maha Agung, tidak ada yang serupa dengan-Nya. Seorang anak adalah sempalan dan bagian dari orang tuanya. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Fathimah Radhiyallahu ‘anha.
“Artinya : Ia adalah bahagian dari diriku” [3]
Allah Azza wa Jalla tidak ada yang serupa dengan-Nya. Anak merupakan salah satu kebutuhan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan dunia maupun untuk menjaga kesinambungan keturunan. Allah Azzan wa Jalla tidak memerlukan itu semua. Dia juga tidak dilahirkan karena tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Allah Azza wa Jalla tidak memerlukan seorang dari makhluk-Nya. Allah telah mengisyaratkan bahwa mustahil bagi-Nya mempunyai anak, seperti dalam firman-Nya.
“Artinya : Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri ? Dia menciptakan segala sesuatu ‘ dan Dia mengetahui segala sesuatu” [Al-An’am : 101]
Seorang anak membutuhkan orang yang melahirkannya.
Demikianlah, Allah adalah Dzat Yang Menciptakan segala sesuatu. Jika Allah menciptakan segala sesuatu berarti Dia terpisah dari makhluk-Nya.
Dalam firman-Nya : Lam yaalid” = “tidak beranak” merupakan bantahan terhadap tiga kelompok anak Adam yang menyimpang. Mereka adalah orang Musyrik, orang Yahudi dan orang Nasrani. Orang musyrik meyakini bahwa malaikat yang mereka itu ‘Ibadur Rahman’ berjenis perempuan. Mereka mengatakan bahwa malaikat tersebut adalah anak perempuan Allah. Orang Yahudi mengatkan ‘Uzair adalah anak Allah, dan orang Nasrani mengatakan Al-masih adalah anak Allah. Kemudian Allah mengingkari mereka semua dengan firman-Nya “Lam yaalid wa lam yuu lad” = “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakan”, karena Allah Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Pertama, tidak ada sesuatu yang mendahului-Nya, bagaimana mungkin dikatakan bahwa Dia dilahirkan.
Firman Allah.
“Artinya : Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” [Al-Ikhlash : 4]
Yaitu tidak ada sesuatu pun yang menyamai seluruh sifat-sifat-Nya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menafikan Dirinya mempunyai ayah atau Dia dilahirkan atau ada yang semisal dengan-Nya.
Sureat ini mempunyai keistimewaan yang sangat agung. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Bahwa ia (surat Al-Ikhlash) menyamai sepertiga Al-Qur’an” [4]
Surat ini menyamai sepertiga Al-Qur’an tetapi tidak dapat menggantikan sepertiga Al-Qur’an tersebut. Dalilnya, kalau seorang membaca surat ini sebanyak tiga kali di dalam shalat, masih belum mencukupi sebelum ia membaca surat Al-Fatihah. Padahal jika ia membacanya tiga kali, seolah-olah ia membaca semua Al-Qur’an, tetapi tidak dapat mencukupinya. Jadi, kamu jangan heran ada sesuatu yang sebanding tetapi tidak mencukupi. Misalnya sabda Rasullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Barangsiapa membaca :
“Artinya : Tiada ilah yang berhak disembah kecuali hanya Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segala kekuasaan dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu”
Seakan-akan ia telah membebaskan empat orang budak dari keuturunan Isma’il atau dari anak Ismail” [5]
Padahal jika ia berkewajiban untuk membebaskan empat orang hamba, dengan mengatakan dzikir ini saja tidak cukup untuk membebaskan dirinya dari kewajiban membebaskan hamba tersebut. Oleh karena itu, sam bandingnya sesuatu belum tentu dapat menggantikan posisi yang dibandingkan. ...
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
ALLAH MAHA BERI PETUNJUK,.,. 2013
BERMULA pada pertengahan tahun 2013 , pada malam hari ,berbekalkan sebuah beg galas berisikan baju dan pakaian yang perlu , dan sebu...
-
LA ILAHA ILLA ALLAH LA = Hidup ILAHA = Ruh ILLA = Nafas ALLAH = Nyawa Bila sebut aqidah tahu kita semua hari ini bahawa p...
-
ajal ketentuan allah sawt, jodoh takdir allah sawt, namun apa yang pasti ketika mana datang nya , pasti ketika aku sedang dalam bersujud a...
-
mengenal allah sawt, allah itu terdiri dari dzat yang mana berupa cahaya yang menghidupkan,seawal kejadian allah berupa dzat yang man...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan