Jumaat, 5 Januari 2018

qolbu;

Qalbu Jismani (Jantung)
 Hal ini dijelaskan oleh hadits Rasulullah SAW (yang sering kita mendengar para ustadz menguraikannya namun dengan pemaknaan yang keliru):

 حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ - وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

 Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging, - jika ia baik, baik pula jasad seluruhnya, - jika ia rusak, rusak pula jasad seluruhnya, Gumpalan daging itu adalah QALBU. Jelas yang dimaksud dengan qalbu dalam hadits tersebut adalah gumpalan daging yang sangat mempengaruhi jasad (tubuh). Arabic Wikipedia pun mendefinisikan qalbu sebagai:

قَلْبٌ هو عَضْوٌ عَضَلِيٌّ مُـجَوَّفٌ يدفع الدم ضمن جِهَازِ الدَّوْرَانِ بـما يشبه عَمَلُ الْـمُضَخَّةُ

Qalbu adalah organ tubuh yang banyak mengandung otot dan berongga, yang mendorong darah di dalam sistem sirkulasi, dengan cara seperti pompa. Memang, kebanyakan orang melayu mengartikan qalbu sebagai hati (liver), dan itu keliru, Karena hati dalam bahasa Arabnya adalah kibdun, atau kibdah, atau kabid (كبد - كبدة). Fungsi hati adalah menyaring darah, menyingkirkan zat-zat partikel bebas, menahan virus, kuman, dan berbagai penyakit. Kalau jantung letaknya di tengah dada agak kekiri, hati letaknya di dada kanan sebelah bawah. Qolbu, ruh, nafsu dan akal adalah istilah yang serupa tapi tidak sama. Tidak jarang orang memberi makna yang salah terhadap qolbu, ruh, nafsu maupun akal.

Imam al-Ghazali telah memberikan definisi arti qolbu, ruh, nafsu dan akal. Qolbu disebut juga hati. Hati sesungguhnya memiliki dua pengertian, yakni fisik dan spiritual. Secara fisik hati merupakan daging yakni organ tubuh manusia yang tersimpan dan terlindungi oleh tulang belulang. Hati terletak di dada sebelah kiri. Bentuk hati seperti buah shanaubar sehingga sering dikatakan hati sanubari.Pada daging hati terdapat lubang dan jaringan yang halus. Di dalam lubang atau rongga terdapat darah hitam yang menjadi sumber ruh.

 Muhammad SAW, bahwa siapa pun yang ingin melakukan kebaikan. Cukup bermodalkan niat yang terbersit dalam hati, maka Allah telah memberikan balasan niat baiknya itu walaupun ia tidak mengerjakannya sebab lupa dan lain sebagainya. Sebaliknya, dalam masalah perbuatan buruk, siapa pun tidak akan di kenakan dosa oleh Nya selama hanya terbersit dalam hati.  Pada dasarnya setiap manusia memiliki ruh, ruh ini adalah sesuatu yang di tiupkan oleh Allah Swt kedalam jasad manusia untuk bisa membuatnya hidup dan beraktifitas sebagaimana layaknya manusia, manusia mempunyai kewajiban kepada penciptaNya, yakni wajib berbuat amal ibadah kepadaNya dan wajib pula menjauhi segala hal maksiat atau berbuat dosa sebagaimana yang di larangNya.


 Permulaan ruh manusia pada dasarnya suci, akan tetapi karena pengaruh iblis, syaithan dan jin maka ia bisa menjadi buruk pekertinya dan senantiasa berkegiatan maksiat yang di murkai oleh Allah Swt, apalagi suka berbuat syirik, ruh manusia di huni oleh sifat madzmumah (buruk) jika seseorang manusia tersebut tidak mau mengendalikannya, paling parah bahayanya adalah hawa dan nafsu yang tidak terkendali, maka ini adalah bibit dari segala sifat buruk.

   Hati sanubari manusia tersembunyi di balik hawa dan nafsunya, jika hawa dan nafsu tersebut tidak di pimpin dan di arahkan kepada yang baik (berbuat taat), maka seseorang manusia tidak akan tahu dan mengerti apa itu hati sanubari atau qalbiy, sementara yang dapat mengenali Allah Swt hanyalah hati sanubari (Qalbiy) dengan pancaran nur illahi yang di berikanNya karena senantiasa beramal shaleh dengan ikhlas. Dalam qalbiy manusia banyak menyimpan rahasia – rahasia, yang di kupas di sini adalah pemahamannya secara dasar, sebab jika hawa dan nafsu belum di bersihkan atau steril dari sifat buruk, maka akan susah bagi seseorang hamba untuk taat secara menyeluruh kepadaNya, upaya mendidik hawa nafsu ini mesti dengan semangat yang tinggi dan tekun beribadah kepadaNya sambil mengharapkan karunia ketetapan sikap untuk selalu patuh dan taat padaNya.

   Seseorang hamba yang beriman sudah semestinya menjaga nafzu dari perbuatan – perbuatan maksiat yang di larang oleh Allah Swt, yang di tuntut adalah menjauhi laranganNya dan menjalankan perintahNya, di kala nafsu sudah mulai reda dari perbuatan yang munkar dan maksiat, maka timbullah padanya nafsu yang tenang serta terpimpin selalu pada kebaikan. Namun terkadang nafsu bisa juga sewaktu – waktu lalai atau bisa juga terkadang lalai terkadang ingat, bahkan ada juga antara lupa dan ingat, lupa ia akan kewajiban menjalankan ketaatan kepada Allah Swt, situasi yang antara lalai dan ingat mesti di jauhi sebab sama bahayanya dengan lalai secara penuh.

    Seseorang hamba yang sudah bisa menguasai nafsunya maka ia mendapatkan nafsu yang tenang dan senantiasa menjaga dari perbuatan maksiat, ingkar dan lalai, namun hanya tinggal dorongan – dorongan untuk selalu berbuat taat dalam beribadah, sekurang – kurangnya yang fardhu saja, ini sudah cukup memadai bagi seseorang muslim, jika ia bisa pula menambah ketaatan dengan rutin melaksanakan ibadah sunat lainnya, maka inilah yang di namakan seseorang hamba yang memiliki nafsu muthma’innah (nafsu yang tenang) sebagai firman Allah Swt dalam Qur’an Surah Al-Fajr Ayat 27/28 :
     “Yaa ayyatuhannafsul muthma’innah.” Artinya : “Hai jiwa yang tenang.” “Irji’I lla rabbiki raadhiayatam mardhiyah.” Artinya : “Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di ridhai-Nya.” Hamba yang taraf ruhnya sudah sampai pada derajat nafsu yang terpimpin secara demikian maka hatinya sudah mencapai derajad yang di namakan Qalbiy, nafsunya sudah reda dan tidak lagi mengajak kepada perbuatan maksiat atau munkar, ia akan merasa malu kepada Allah Swt jika berbuat maksiat, jika ada muncul rasa keinginan untuk berbuat maksiat atau lalai kepadaNya, maka ia cepat dan segera mohon ampun kepada Allah Swt atas keinginan yang demikian, walalupun hal yang maksiat belum ia lakukan tetapi hanya sebatas baru niat saja, nah, biar sebatas niat saja maka hal tersebut dapat menutupi nurnya hati akan keimanan, inilah selalu di jaga oleh seseorang hamba yang taraf nafsunya sudah mengenal Qalbiy.

    Bentengnya seseorang hamba yang beriman adalah dengan mengenal hatinya sendiri yang paling dalam, yaitu Qalbiy, untuk mengenal hati sanubari atau qalbiy harus betul – betul berjuang (riyadhah) untuk melawan kehendak hawa dan nafsunya yang selalu menghela kepada kemaksiatan, jika berhasil maka tentu ia akan mengenal hati sanubarinya (Qalbiy). Seseorang hamba yang mengenal hati sanubarinya (Qalbiy) akan selalu bersikap malu kepada Allah Swt akan berbuat maksiat atau ingkar dalam beribadah, ia sangat kokoh dari jurang perbuatan maksiat dan dosa, ibadahnya bagi seseorang hamba yang sudah mengenal qalbiynya sendiri, akan terasa indah dan nikmat dalam kemanisan beribadah kepada Allah Swt, jika ada saja yang lalai maka ia sangat akan menyesalinya, ibadahnya mencapai tahap khusyu’, amalannya mencapai tahap ikhlas yang murni tanpa ada maksud dan pamrih tertentu, tetapi hanya mengharapkan keridhaan Allah Swt semata.

    Hati seseorang hamba yang mengenal qalbiynya akan mendapatkan limpahan nur illahi, serta seluruh karunia dan ilmu yang di berikan akan tersa meresap kedalam hati sanubarinya (Qalbiy), sehingga ia mencapai tahap rasa syukur yang tertinggi bagi yang di miliki oleh seseorang hamba. Mengenai hal ini Allah Swt dengan firmanNya : ”Innamal mu’minuunalladzina ’idza dzukirallahu wajilat quluubuuhum waidza tulibat ’alaihim ’aayaatuhu dzadathum ’imaanan wa’alaa rabbihim yatawakkaluun.” Artinya : ”Sesungguhnya orang - orang yang beriman ialah mereka yang bila di sebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila di bacakan ayat - ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

ALLAH MAHA BERI PETUNJUK,.,. 2013

BERMULA pada pertengahan tahun 2013 , pada malam hari ,berbekalkan sebuah beg galas berisikan baju dan pakaian yang perlu , dan sebu...