Jumaat, 30 Mac 2018

wajib keatas setiap orang beriman mengenal allah diri allah sendiri

Dzat allah diri allah sawt itu sendiri, sebagai mana nabi musa ketika mana bermohon akan pada allah melihat diri allah sawt itu sendiri lalu berkata allah sawt akan aku tunjukkan diri aku sendiri jika gunung tetap ditempat nya , lalu runtuh tanah tanah gunung di lereng lereng bukit tur sinar namun musa masih belum mampu melihat diri allah sawt akhir nya m usa jatuh pe ngsan dan ketika sedar nabi musa bertaubat dari kehendak nya permohonan nya untuk mdelihat diri allah sawt itu sendiri,.., tiada mahluk yang dapat melihat diri allah sawt kitu sendiri kecuali nabi muhamat saw dan diri allah sawt ityu sendiri tiada berupa tiada berketul dan berwarna,.,. sebagai mana wajib akan bagi kita ahli sunah wal jamaah berlajar ilmu mengenal allah sawt ,..,
berlajar kenal sifat sifat yang menumpang dan sifat sifat yang di pakai al,lah sawt ,,. sebagai mana 20sifat wajib bagi allah 1sifat harus bagi allah 99sifat pakaian asmak allah ,. berlajar sifat kenal allah beribadat semperna ibadah kenal allah sebagai mana kata kata syaidina ali bahawa tiada wajib bersolat dan berpuasa bagi orang ora ng muslim yang tiada mengenal allah sawt ,. jadi wajib bagi kita awaluddin magrifatullah ,.,.
 awal awal agama mengenal allah,. dzat dzat itu berupa diri allah sawt itu sendiri,.,. sebagai mana firman allah sawt bahawa setiap orang orang yang beriman berseri seri wajjah mereka dan kepada allah lah mereka memandang dan duduk di atas pan pan dalam syurga,.,. setiap dari kita wajib beriman allah sawt itu ada dan setelah keluar roh dari jasat setiap dari kita yang beriman akan dibawa malaikat bertemu jumpak dengan diri allah sawt itu sendiri ., bila kenal dzat allah diri allah sawt maka beribadat dengan semperna .,,. nak sembah sembah sembah siapa ? nak puasa puasa untuk siapa ?,.,.
 bagi orang yang beriman dan kenal akan dzat diri allah sawt itu sendiri ketika bersolat tahu akan siapa akan disembah akan diri nya ,.,. setiap kali berpuasa tahu akan dia untuk siapa akan dia berpuasa ,.,. sebagai mana puasa dan solat sebegitu jua lah ibadah ibadah lain ,.,. bila kenal allah dzat allah diri allah itu sendiri setiap ibadah tiada sebagai mana ibadah orang yang tiada kenal akan diri allah sawt itu sendiri.,.,
Adapun sejarah dilaksanakannya shalat-shalat tersebut berikut jumlah raka’atnya adalah sebagai berikut: Shalat Shubuh pertama kali dikerjakan oleh Nabi Adam as ketika beliau keluar dari surga dan melihat kegelapan malam di bumi sehingga beliau benar-benar ketakutan. Ketika cahaya fajar mulai tampak, beliau menjalankan shalat dua rakaat, rakaat pertama sebagai rasa syukur atas keselamatan beliau dari kegelapan malam dan rakaat kedua sebagai rasa syukur atas kembalinya cahaya matahari di pagi hari. Shalat Dzuhur pertama kali dikerjakan oleh Nabi Ibrahim as ketika beliau diperintahkan oleh Allah swt untuk menyembelih putranya, Ismail, yang sesembelihan tersebut kemudian oleh Allah swt diganti menjadi seekor domba.
Peristiwa tersebut terjadi ketika tergelincirnya matahari. Lalu beliau menjalankan shalat empat rakaat. Rakaat pertama sebagai rasa syukur beliau atas pengganti putranya Ismail, rakaat kedua sebagai rasa syukur atas hilangnya hilangnya kesedihan karena putranya, rakaat ketiga karena mengharapkan ridha Allah swt, dan rakaat keempat karena mendapatkan kenikmatan berupa domba dari surga yang notabene adalah domba milik Habil bin Adam. Shalat Ashar pertama kali dikerjakan oleh Nabi Yunus as ketika beliau dikeluarkan oleh Allah swt dari perut ikan paus. Pada saat itu beliau terjebak dalam empat macam kegelapan, yaitu kegelapan isi perut ikan, kegelapan air laut, kegelapan malam, dan kegelapan dalam perut ikan paus. Berhubung keluarnya beliau dari perur ikan paus pada waktu ashar, kemudian beliau menjalankan shalat empat rakaat sebagai rasa syukur atas keselamatan beliau dari empat macam kegelapan tersebut. Shalat Maghrib pertama kali dikerjakan oleh Nabi Isa as ketika beliau keluar dari kaumnya pada saat terbenamnya matahari. Kemudian beliau menjalankan shalat tiga rakaat sebagai ungkapan meniadakan ketuhanan selain Allah swt, meniadakan tuduhan zina dari kaumnya terhadap ibunya, dan menetapkan bahwa ketuhanan hanyalah milik Allah swt. Shalat Isya’ pertama kali dikerjakan oleh Nabi Musa as ketika beliau tersesat dalam perjalanan dari Madyan. Pada saat itu beliau ditimpa empat macam kesedihan, yaitu kesedihan atas istrinya, kesedihan atas saudaranya Nabi Harun as, kesedihan atas putra-putranya, dan kesedihan atas kekuasaan rezim Fir’aun.
Maka Allah swt menyelamatkan beliau sesuai janji-Nya yang bertepatan pada waktu isya’, sehingga beliau menjalankan shalat empat rakaat sebagai rasa syukur atas hilangnya empat macam kesedihan tersebut. solat hanya diwajib kan keatas nabi nabi sebelum turun nya kewajiban keatas orang orang yang beriman itu menyembah allah sawt diri allah sawt itu sendiri,. allah menjelaskan wajib keatas orang orang beriman itu menyembah allah yakni diri allah sawt itu sendiri sebanyak lima kali sehari,. Shubuh adalah shalatnya Nabi Adam as, Isya’ shalatnya Nabi Yunus as, Dzuhur shalatnya Nabi Daud as, Ashar shalatnya Nabi Sulaiman as. Maghrib shalatnya Nabi Ya’qub as, shalat-shalat tersebut dikumpulkan menjadi satu pada Nabi Muhammad saw dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan. Berdasarkan keterangan diatas, shalat-shalat yang dikerjakan oleh para Nabi terdahulu adalah manifestasi rasa syukur atas anugerah Allah swt. Pada akhirnya, shalat lima waktu tersebut dikumpulkan menjadi suatu kewajiban bagi orang orang yang beriman percaya teguh dan kenal akan dazt allah sawt diri allah sawt itu sendiri ., dan tiada lah wajib akan keatas mereka mereka yang tidak kenal akan allah sawt ,.,. Ritual puasa adalah ibadah yang dilakukan umat terdahulu, sebagaimana firman Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183)
puasa yang Allah syariatkan kepada Nabi Daud alaihissalam dan umatnya, mereka diwajibkan puasa seumur hidup setiap dua hari sekali berselang-seling. Sedang kita hanya diwajibkan puasa satu bulan saja dalam setahun, yaitu bulan Ramadhan. Puasa yang dilakukan Maryam adalah tidak berbicara kepada manusia. Sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Quran: Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini."(QS. Maryam: 26) Maka inilah jejak-jejak para Nabi dan umat terdahulu, amat gemar melakukan ibadah puasa sebagaimana umat Islam dihari ini.. Puasa NABI MUSA Keluaran 34:28. Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air Ulangan 9:18 Sesudah itu aku sujud di hadapan TUHAN, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, seperti yang pertama kali–roti tidak kumakan dan air tidak kuminum--karena segala dosa yang telah kamu perbuat Puasa Nabi DAUD 2 Samuel 12:16-17 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka. Mazmur 35:12 -13 Mereka membalas kebaikanku dengan kejahatan; perasaan bulus mencekam aku. Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku Mazmur 69:10 Aku meremukkan diriku dengan berpuasa Puasa Nabi NEHEMIAH Nehemiah 1:4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit, Puasa Nabi EZRA Ezra 8:21. Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami. Ezra 10:6. Sesudah itu Ezra pergi dari depan rumah Allah menuju bilik Yohanan bin Elyasib, dan di sana ia bermalam dengan tidak makan roti dan minum air, sebab ia berkabung karena orang-orang buangan itu telah melakukan perbuatan tidak setia. Puasa Nabi DANIEL Daniel 9:3 Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa Daniel 10:3 makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh Sifat Puasa Nabi Yesaya Yesaya 58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Hal ini pun telah jauh-jauh hari diwasiatkan oleh Muhammad Utusan Allah, shollahu alaihi wassalam, untuk menjauhi perbantahan dan perdebatan. “Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kamu berpuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa” (HR. Al- Bukhari,Muslim dan para penulis kitab Sunan) Yesaya 58:6-7 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Menarik sekali bahwa Sang Nabi terakhir melaksanakan kehendak Rabb-nya.. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6) Bahkan ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:bahwa كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307) Bulan Puasa zaman Nabi YEREMIA Yeremia 36:9. Adapun dalam tahun yang kelima pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, dalam bulan yang kesembilan, orang telah memaklumkan puasa di hadapan TUHAN bagi segenap rakyat di Yerusalem dan bagi segenap rakyat yang telah datang dari kota-kota Yehuda ke Yerusalem. — Menarik sekali ketika tertulis bahwa puasa itu dilakukan selama bulan ke SEMBILAN.. Puasa Bani Israel ditengah ancaman pembantaian Esther 4:15-16 Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Yom Kippur (Hari Pengampunan) Puasa BANI ISRAEL Imamat 16:29. Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu. Imamat 23:26-27 TUHAN berfirman kepada Musa: “Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Bilangan 29:7 Pada hari yang kesepuluh bulan yang ketujuh itu haruslah kamu mengadakan pertemuan yang kudus dan merendahkan dirimu dengan berpuasa, maka tidak boleh kamu melakukan sesuatu pekerjaan.

Khamis, 29 Mac 2018

Dzat allah berupa asmak allah yang mana pakaian bagi allah

Dan dzat allah merupakan diri allah sawt itu sendiri , sebagai mana wajib bagi setiap mukallaf memperlajari ilmu mengenal allah yang mana berupa sifat 20 atau asmak allah yang mana sifat sifat yang menumpang dan sifat sifat pakaian kebesaran bagi allah sebagai mana wajib kita ketahui 20sifat wajib dan 99 sifat asmak allah yang mana 20sifat menumpang pada dzat yakni diri allah sawt itu sendiri, dan 99 asmak allah yang mana sifat yang mana pakaian bagi dzat allah yang mana berupa pakaian bagi allah ,.,.

Sebagai mana ar-rahman ;ar-rahim-; al-mulk dan lain lain lagi yang mana berupa pakaian bagi dzat allah yakni diri allah sawt itu sendiri,.,. contoh pakaian kebesaran allah Salah satu Al-Asma`ul Husna adalah Al-Jabbar (الْجَبَّارُ). Makna Al Jabbar sebagaimana diriwayatkan dari tafsir Ibnu ‘Abbas c. Beliau mengatakan bahwa makna Al-Jabbar adalah Yang Maha Agung, dan sifat Jabarut artinya sifat keagungan. Demikian dinukilkan oleh Al-Qurthubi t dalam tafsirnya Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS Al Hasyr 59: 23)

    Sifat keagungan yang mana hanya pakaian bagi allah yakni dzat yang mana diri allah sawt itu sendiri. dari pakaian kebesaran yang maha agung ini maka allah lahir kan pada pejuang pejuang nya yang mana sebagai mana di tumpang kan pada pejuang agama dalam perperagan. seperti mana khalifah othman khalifah ali khalifah abu bakar dan ramai lagi yang mana semanggat keagungan itu allah turunkan dari pakaian nya yang maha agung keatas diri dirti kekasih nya yang memperjuangkan agama dan pertahankan hukum hukum allah ,.,. sebagai mana kita ketahui kisah kisah pejuang allah yang mana kreagungan nya menjadi sejarah sehingga kini hari ini masih ramai lahir nya mujahit mujahit yang mana dalam diri mereka itu sendiri lahir nya pakaian allah yang mana yang maha agung sebagai mana pejuang jemaah islamiah pejuang isis pejuang al-kaedah ,sebagai mana mujahit tertinggi osama bin ladin dan sebagai mana hari ini berpuluh puluh perjuang yang mana di beri allah keatas diri mereka itu b erupa pakaian kebesaran allah dengan semanggat dan keberanian untuk jihat hingga titisan darah terakhir dan gugur sebagai syuhadah ,. sebagai mana pengebom pengebom berani mati yang mana di pakaikan pakaian allah dengan pakaian kebesaran dan keagungan hingga mereka hancur sebagai syuhadah dalam perjuagan mereka,.., seawal zaman adam hingga nabi muhamat hingga hari ini dan hingga turunnya imam al-mahdi suatu masa nanti pakaian pakaian kebesaran allah itu keatas diri diri pejuang allah yang benar benar inggin kan syuhadah tiada pengharapan keagungan dunia di hati hanya allah sawt dalam diri diri mereka ,.,.,.
   
  Dalam sifat asmnak allah al-jabbar ia nya merupakan pakaian bagi allah Al Jabbar secara lughoh bisa bermakna ketinggian, keagungan, atau istiqamah. Sedang al jabbar bila dinisbatkan kepada Allah bisa bermakna “ketinggian atau keagungan sifat yang tidak dapat dijangkau oleh siapapun”. Ada juga yang memaknai al jabbar sebagai yang maha tinggi yang memaksa semua yang rendah untuk tunduk patuh kepada-Nya. Dari sini kemudian muncul makna baru dari al jabbar yakni Yang Maha Pemaksa, Yang Kehendaknya Tidak Diingkari, atau Yang Maha Perkasa. Allah Yang Maha Pemaksa ketika menciptakan langit dan bumi memerintahkan keduanya datang dengan patuh atau terpaksa. Mareka menjawab: “Kami datang dengan patuh.” (QS Al Fushilat 41: 11). Pada hakekatnya di dunia ini tidak ada makhluk yang mampu menentang kehendak Allah. Semua berjalan sesuai dengan sunnatullah. Seseorang bisa lari dari satu sunnatullah, tetapi dia pasti menuju sunnatullah yang lain. Orang yang mengikuti sunnatullah dan berjalan di atas syari’at-Nyalah yang dikatakan sebagai orang yang tunduk patuh kepada-Nya. Di sisi lain jabbar juga bisa bermakna yang menumbuhkan dan memperbaiki sehingga keadaannya kembali seperti semula. Dalam konteks ini Allahlah yang dapat menumbuhkan kembali semangat manusia yang hancur karena mengalami goncangan batin yang disebabkan oleh kematian anggota keluarga, kebangkrutan bisnis, bencana alam dan sejenisnya. Kefahaman manusia akan kecilnya nilai dunia dibanding dengan akherat akan menumbuhkan kembali kesadaran bahwa apa yang hilang darinya tidaklah bermakna di hadapan Allah. Dunia ini hanya bersifat sementara, sedang kehidupan akheratlah yang kekal. Akan tumbuh semangat untuk mengejar akherat dan melupakan apa yang telah hilang. Allah juga yang dapat memperbaiki kehancuran akhlak manusia kembali kepada fitrahnya bertauhid seperti ketika berada di dalam kandungan ibunya (QS Al A’raf 7: 172).

Rabu, 28 Mac 2018

dzat allah berupa asmak allah yg menumpang

Dan dzat allah sawt itu adalah berupa diri allah sawt itu sendiri,wajib bagi setiap mukallaf itu berpahaman bahawa dzat allah itu berupa diri allah sawt itu sendiri dan wajib bagi keatas mukallaf itu berpegang pada pahaman aqidah sifat 20 dan aliran abu hassan asr-syakri,.,.

sebagai mana dzat mengenal diri allah sawt Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada 20. dan 20 sifat mustahil dan satu sifat harus yang mana 41 sifat sifat ini bergantung menumpang pada diri allah sawt itu sendiri ,.,. sebagai mana afal sifat perbuatan allah,.sebagai mana siofat baharu afal jua adalah sifat mahluk yang mana di jadikan allah bermukim,. bersebab atau bertujuan,.

AF’AL Af’al Allah adalah perbuatan Allah. Bahwa segala yang ada di dunia ini termasuk manusia adalah Af’al (perbuatan) Allah SWT. Adanya bumi, langit, manusia, malaikat, jin, surga, neraka dan yang lainnya merupakan Af’al Allah yang disediakan oleh Allah untuk manusia. sebagai mana dzat allah sifat yang menumpang pada diri allah sawt terdiri dari 20 sifat dan 1 sifat harus ada pada allah sawt,Cara musyahadah (menyaksikan) tauhid af’al yaitu: Melakukan syuhud (memandang/menyaksikan) dan menanamkan keyakinan dalam hati bahwa segala perbuatan yang menurut kita baik dan jahat itu semua dari Allah.“Allah yang menjadikan kamu dan apa yang kamu perbuat.” (Q.S ash shoffat : 96)

 Perbuatan yang terjadi digolongkan pada: Baik pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti iman dan taat. Buruk pada bentuk (rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat) seperti kufur dan maksiat.Namun perlu digaris bawahi bahwa tidak akan ada perbuatan buruk pada diri manusia jika manusianya sendiri tidak melakukan hal yang buruk pada dirinya sendiri.sifat perbuatan menakluk sifat ciptaan yang maha pencipta sebagai mana mahluk di jadikan bertujuan mahluk jua adalah sifat dan af’al. dimana secara umum kita mengenal 99 nama Allah. Bahwa manusia hanya mampu dan hanya boleh mengenal sifat, af’al, dan Asma Allah saja. Dzat Allah tidak akan pernah mampu dicapai oleh pemikiran manusia terpintar sekalipun.“Fikirkanlah olehmu sifat ALLah dan jangankamu memikirkan akan zatNya”.Allah meliputi segala sesuatu (Al fushilat 54) adalah kesempurnaan .. dzat , sifat, asma, dan af’al sebagai mana firman allah sawt dalan quran nya “Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai Asmaul Husna. Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al- Hasyr ayat 24) dan tiap mahluk itu berupa ciptaan allah dan takdir bagi mahluk ciptaan nya allah sawt lah yang menetapkan keatas nya sebagai mana contoh ,.
     
       mahluk haiwan ; yang mana kucing peliharaan yang berbulu tebal dan hidup dalam sangkar dan makan dalam piring jinak dan mudah di belai dan dekat , sebegitu jua mahluk haiwan kucing yang  dicipta allah sawt berupa hidup dalam hutan berpasangan membiak dan beranak pinak serta rezeki nya dibawah kuasaan allah sawt ,. berbeza dengan kucing peliharaan ,.,. sebegitu jua manusia yang mana bergelar wali atau dekat dengan allah sawt allah tahu akan tentuan bagi nya sebagai mana manusia biasa orang awam dengan hidupan harian mereka jelas dari sudut pandagan bahawa allah lah yang maha perancang bagi sesuatu kejadian itu dan setiap mahluk ciptaanya memiliki takdir bagi nya ketentuan allah sawt,.,.,.

     penjelasan di sini bahawa setiap mahluk dijadikan allah berkitab tentuan nasip nya ,.,. dari sifat allah yang mana mentakdir makan setiap mahluk di atas ciptaan nya bergantung pada nya,.,.Al Waali – (الوالي) Yang Maha Memerintah dari al-wali yang mana menetap akan tiap takdir mahluk atas dunia ini ,. dari kitab “Al-Maqshadul Asna fi Syarhi Ma’ani Asmaillah al-Husna” karya Al-Imam Al-Ghazali rahimahullah. Tulisan berikut akan membahas nama Allah al-Waali (Maha Mengatur dan Melindungi). Al-Waali adalah yang mengatur urusan makhluk-Nya dan memimpinnya, Waali dalam tilisan arabnya الوالي (wawnya) panjang. Orang melayu mengenalnya sebagai wali sebagaimana dalam nikah ada wali, ahli waris juga ada walinya ataupun ada kejahatan yang menimpa kepada seseorang dia pun memiliki wali yang akan menuntut. Waali artinya yang mengatur urusan makhluk dan menindaklanjuti mengukur semua urusan terhadap wilayah/daerah kekuasaaannya, baik dalam pengertian wilayah makhluk atau pun kekuasaan. Seakan-akan makna kata dari wilayah ini pengaturan kekuasaan dan perbuatan. Jadi dalam pengawasan pengaturan perbuatan tindakan, kalau tidak ada sifat-sifat di dalamnya (mengatur berkuasa dan betindak -bisa berbuat-) maka tidak bisa disebut sebagai wali, oleh karena itu tidak ada wali yang mengatur alam semesta ini kecuali Allah swt. wallahuaklam bissawab,.

Ahad, 25 Mac 2018

muatahil bagi dzat allah yakni diri allah itu sendiri bertempat

Dan dzat allah sawt itu berupa diri allah sawt itu sendiri sebagai mana kita aqidah ahli sunah jamaah
wajib percaya bahawa dzat allah sawt berupa diri allah itu sendiri tiada bertempat,
       Pahaman kita pahaman ahli sunah wajib bagi kita beriqtiqod bahawa diri allah sawt itu sendiri tiada bertempat tiada bagi allah memerlukan tempat sebagai mana mahluk ,. mustahil bagi diri allah sawt itu sendiri memiliki sifat menumpang yang mana bertempat,.,. pahaman kita aqidah kita aqtiqod kita ahli sunah bukan pahaman dari ibnu taimiah dan mujasima ,.

        Sebagai mana kepercayaan puak mujasima dan wahabi dari aliran ibnu taimiah bahawa allah itu istiwak atau berkedudukan di aras sebagai mana pahaman mujasima allah itu bersifat memiliki punggung danbb kerusi yang mana tempat tinggal allah berupa kerusi dan di atas langgit,. pahaman ini pahaman mujasima dan wahabi ,.,. pahaman ini tiada di guna pakai bagi kita bermazhaf imam al-syafie dan beraqidah ahli sunah,.,.
      sebagai mana pahaman wahabi dan mujasima mustahil bagi allah namun tiada mustahil bagi kita hak ni hak kita diri kita yang mana memerlukan tempat sebagai mana hak kita hak orang melayu perlu bertempat sebagai contoh,.
        hak ni hak kita orang melayu perlu bertempat atau lebih mudah tanah untuk kita hak kita tinggal atau perlu bagi hak kita hak orang melayu tempat tinggal berupa rumah atau kenderaan atau pohon besar atau gua atau lereng kaki bukit yang ni hak kita hak orang melayu , hak allah sawt tak sebagai mana hak kita hak kita perlu tempat hak allah sawt yakni diri allah sawt itu sendiri tak perlu tempat baik atas bawah kiri kanan atau pun hadapan belakang atau dimana mana sahaja ,.,. sifat ini sifat mustahil bagi allah sawt yakni dzat allah berupa diri allah sawt itu sendiri yang mana tiada bertempat atau tempat bagi allah kerna allah maha terkaya dan maha qadim.,,. hak kita perlukan tempat sebagai contoh .,hak kita perlu pohon besar untuk berteduh atau menumpang dari panas dan hujan dan sebagai tempat untuk berlindu ng dari diri,.,. yang ni hak kita hak kita perlu rumah untuk tinggal dan tanah untuk berpijak dan berbajak sebagai nya,.., hak allah tiada bertempat sebagai mana hak kita kerna hak allah milik nya lah dilanggit dan bumi ,. dan tiada tempat bagi allah diri allah itu sendiri kerna dzat allah itu maha qadim kekal seawal masa azali hingga masa ke mbali azali kosong dan tiada bertempat hanya gelap dan kosong ,.,.
      hak kita sebagai mana pahaman wahabi dan mujasima dan dari aliran ibnu taimiah dan allah itu bertempat sebagai mana hak kita dan diri kita dan hak allah diri allah itu berupa tinggal di aras dan duduk di atas langgit sebagai mana penjelasan dan hujah hujah dari hadis dan quran yang mana penjelasan tentang  bagi membenarkan pahaman mujasima dan wahabi,.,.
     
        Yaitu Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy” (QS. Thaha: 5) لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ “Supaya kamu duduk di atas punggungnya” (QS. Az-Zukhruf: 13) فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ dan tegak lurus di atas pokoknya (QS. Al-Fath: 29) وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi (QS. Hud: 44) yang terhubung dengan Wawu maiyah maka berarti sama atau rata, dalam kitab Mukhtashar jiddan disebutkan contoh Mauf’ul maahاستوى الماء و الخشبة Ketinggian air dan kayu itu sudah sama atau rata Demikianlah bahasan ringkas tentang makna istiwa berdasarkan pendapat para ulama wahabi dan dali dan nas quran dan hadis di guna bagi mempastikan bahawa pahaman mereka adalah pahaman ahli sunah dan benar sebagai mana pahaman baginda rasulullah,. Sifat Duduk Allah       Permasalah tentang penetapan Julus dan quud bagi Allah Subhanahu Taala merupakan masalah rumit yang berkutat seputar tafsir dari firmanNya : عسى أن يبعثك ربك مقاما محمودا kebanyakan ahli tafsir memaknakan مقاما محمودا sebagai syafaat nabi kepada Ummatnya dihari akhir, Namun Imam Mujahid yang merupakan sayyidul Mufassirin memiliki pendapat lain sebagaimana dinukil Oleh para Ulama diantara oleh al imam At thabari ketika menafsirkan Surat al Isra ayat 79 setelah ia memaparkan pendapat kebanyakan ulama yang mengatakan ayat tersebut terkait dengan syafaat Rasulullah Ibnu katsir menyebutkan sebuah cerita yang terjadi pada tahun 317 Hijriah[1] وفي سنة 317 وقعت فتنة ببغداد بين أصحاب أبي بكر المروذي الحنبلي وبين طائفة من العامة اختلفوا في تفسير قوله تعالى عسى أن يبعثك ربك مقاما محمودا فقالت الحنابلة يجلسه معه على العرش وقال الآخرون المراد بذلك الشفاعة العظمى فاقتتلوا بسبب ذلك وقتل بينهم قتلى فإنا لله وإليه راجعون وقد ثبت في صحيح البخاري أن المراد بذلك الشفاعة العظمى
     
 Pada tahun 317 hijriah terjadi fitnah di Baghdad antara pengikut Abu Bakr al Marwadzi al Hambali dan sekelompok orang. Mereka berselisih tentang firman Allah Taala عسى أن يبعثك ربك مقاما محمودا Hanabilah (pengikuat Al Marwadzi, pent) berpendapat Bahwa Allah mendudukkannya diatas Arsy sedangkan yang lain berkata bahwa maksud ayat tersebut adalah Syafaatul Udzma. Mereka kemudian saling bunuh dan jatuhlah Korba. Innalillaahi Wainna ilaihi Rajiun. Sungguh telah valid didalam sohih Bukhari bahwasanya yang dimaksud adalah Syafaatul udzma yang merupakan Syafaat, wallahuaklam bissawab, namun hak kita perlu tempat dan mustahil bagi allah dzat allah diri allah itu sendiri bersifat memerlukan tempat kerna allah maha terkaya dan qadim,

Sabtu, 24 Mac 2018

MUSTAHIL BAGI ALLAH MENUMPANG SIFAT BAHARU DAN MUNGKIM,.

Dan dzat allah sawt itu adalah berupa diri allah sawt itu sendiri,
mustahil bagi allah menumpang nya sifat sifat baharu dan mungkim ,
      Sebagai mana kita ada nya sifat sifat mustahil menumpang , allah tidak bersifat sebagai mana kita , hak kita boleh bercakap duk bercerita hak yang kita hak yang orang lain , hak kita boleh duk bersembang pagi petang macam macam perkara itu hak kita ,. hak kita boleh duk inggat yang lepas lepas duk hafal cerita cerita yang baru yang lama yang itu hak kita ,, hak kita boleh duduk denggar orang sembang nganga sampai berjamjam denggar orang mengaji dengar orang cakap ha yang ni hak kita punya sekatak itu sahaja lah hak allah sawt tak macam tu ,. hak allah sawt sebut lembu seketui lembu jadi tengah jalan,.,. hak allah sawt sebut rumah siap rumah siap semua ada hak itu yang allah sawt punya ,.,. sebab mustahil bagi allah bersifat baharu dan mungkim allah sawt sebut nak buat bumi uli uli tanah sebut kun maka jadilah bumi,.,. tiada yang mustahil bagi hak allah sawt ,.,. hak kita bersifat hanya mendengar dan berkata kata tapi tiada terjadi dengan hanya bercerita bercakap inggatan hafal akan tetgapi dengan kudrat kita kena sebut rumah nak kena cari paku nak cari gaji nak kena cari kayu baru nak jadi ha yang ni hak kita .,,. hak allah sawt tak macam tu tak perlu semua nya hanya dengan kun rumah siap lengkap jadi .,,. kun lembu siap lembu tengah jalan,.,. inggat beza hak kita dengan hak allah hak allah bersifat kudrat berkuasa ,. hak kita lemah tiada kuasa,.,. jadi inggat baik baik kita ahli sunah hak kita bukan macam hak allah sawt ,. sebagai mana puak qadariah duduk sembah api sedari zaman nabi ibrahim hingga tiba suatu malam nabi muhamat lahir nur bercahaya permulaan sedari cahaya allah sawt yang mana mahluk pertama allah jadikan nur muhamat dan ketika mana nabi muhamat lahir terpadam api sembahan majusi puak qadariah masa tu puak qadariah bercerita tentang nur muhamat tuhan yang esa ,. tuhan yang bercahaya dengan cahaya tuhan itu lahir nya nur muhamat saw,.., sebagai mana pembawaan pahaman qadariah nur muhamat pahaman itu menular dalam hak kita orang melayu bila lihat cahaya kelip kelip percaya hak itu hak roh orang mati kafir musrik bukan macam tu tuhan bukan macam qadariah pahaman allah tuhan berupa cahaya inggat tuhan bukan macam tu,.,.
       Sebagai mana firman allah ;(Q.S (24) AN-NUR : 35) Artinya : Allahunur (Allah Cahaya) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada PELITA besar. Pelita itu didalam kaca, dan kaca itu seakan-akan bintang yang BERCAHAYA seperti Mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu Pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur dan tidak pula disebelah barat. Yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
         CAHAYA DI ATAS CAHAYA (Yang berlapis-lapis), Allah membingbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. qadariah putar belitkan ayat ayat tentang allah berupa cahaya sebagai dalil dan nas bahawa allah itu berupa cahaya yang mana sebagai mana pahaman majusi ,. inggat baik baik kalau cahaya kelip kelip masuk dan hinggap dalam pohon besar berhampiran tanah kubur orang kafir hak itu bukan tuhan bukan roh bukan nur muhamat sebagai mana pahaman kita orang melayu ,. inggat baik baik hak kita orang melayu punya bercakap meghafal tapi tiada kudrat sebagai mana hak allah sawt tuhan bagi semua umat muhamat saw,. hak allah cakap kun jadi lah sesuatu itu dengan kudrat allah serta merta ,.,. wallahuaklam bissawab,.

Jumaat, 23 Mac 2018

dzat allah diri allah sawt itu sendiri bukan berupa dan berwarna.,,.


Hasil gambar untuk pohon besar di indonesia

dan dzat allah sawt itu berupa diri allah sawt itu sendiri ,. wajib bagi kita ahli sunah mempercayai bahawa diri allah sawt itu sendiri tiada berupa kedua tiada berwarna ketiga tiada tempat keempat tiada punggung dan tanggan bagi diri allah sawt itu sendiri,.,. dzat allah sawt itu diri allah sawt mustahil bagi diri allah itu bersifat baharu sebagai mana mahluk bernyawa pertama allah jadikan atas bumi yakni tumbuhan pohon besar bernyawa yakni roh lahir dari nur muhamat cahaya dari cahaya allah sawt contoh ; pohon besar rendang bernyawa roh diri pohon besar itu roh berupa cahaya muhamat yang lahir dari cahaya di bawah cahaya allah,. sifat pohon besar bernafas dari udara yang terhasil siang dan malam bagi memulihkan mahluk lain yang bernyawa allah jadikan hidup dengan nafas pohon besar yakni udara segar,.,. sifat menumpang pada pohon besar yang mana pada jisim pohon besar itu terdapat dua benda yakni jirim dan aqrod aqrod roh dari nur muhamat dan jirim pohon besar ., diri pohon besar roh n ur muhamat ,. dan tak mati pohon besar bila tebang dahan potong batang ,. kerna roh keluar dari pohon besar bila tumbang pohon besar terkeluar akar peredu pohon besar,.,. menumpang pada pohon besar itu terdapat nya buah bunga daun pada pohon besar itu ,.,.., bila sebut baharu mahluk ,.,. dan dzat allah sawt itu mustahil bersifat baharu sebagai mana pohon besar dzat allah itu diri allah sawt itu sendiri , sebagai mana pahaman muktazilah dan qadariah,. bahawa allah itu sendiri berupa cahaya sebagai mana nabi melihat tuhan di aras malam israq miqrad dan dari pahaman muktazilah dan qadariah jua lahir penyembah cahaya penyembah api penyembah bulan bintang matahari ,.., dzat allah sawt itu berupa diri allah sawt itu sendiri ,.., Islam juga mengenal Majusi sebagai sebuah agama dengan akidah dualisme. Yakni meyakini adanya Tuhan kebaikan dan tuhan kejahatan, Penguasa terang dan penguasa kegelapan, karenanya mereka dikenal sebagai penyembah Api sebagai lambang kebaikan.[1] dalam mitologi yang mewakili Matahari, atau aspek dari matahari, biasanya kekuatan yang dirasakan dan kekuatan. Dewa dan penyembahan Matahari dapat ditemukan di sebagian besar sejarah;Kaum Majusi ada disebutkan dalam Al-Qur'an:Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku.” Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.” Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar.” Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (QS. al-An’am: 74 – 78) — Al-Hajj 22:17 Mengenai permasalahan takdir, di dalam hadis disebutkan bahwa kaum Majusi memiliki keyakinan yang serupa dengan golongan Qadariyah. Nabi S.A.W berkata:"Qadariyah adalah Majusinya umat ini. Jika mereka sakit jangan jenguk mereka. Jika mereka mati jangan hadiri pemakaman mereka."— HR. Abu Dawud dari Abdullah bin Umar dalam Sunan Abu Dawud, Kitab ke-40, Hadits no.4674
  dan mustahil bagi dzat allah diri allah sawt itu sendiri bersifat baharu pada nya sebagai mana pahaman puak muktazilah dan qadariah yang sama sebagai mana pahaman puak penyembah api matahari dan bulan bintang ketika mana zaman nabi ibrahim ,.,. tuhan tiada bersifat sebagai mana pahamana qadariah ,.,.wallahuaklam bissawab,.

Khamis, 22 Mac 2018

dzat allah itu berupa ahad ,.

           Dan dzat allah sawt itu berupa diri allah sawt itu sendiri,.,.
mustahil bagi diri allah sawt itu memiliki sifat sifat baharu sebagai mana jelas dalam penjelasan sifat baharu itu sendiri hanya sifat yang menumpang pada mahluk,.,.., sebagai mana allah menjelaskan bahawa diri allah itu ahad yakni satu atau tunggal atau esa yang mana membawa makna tiada bagi allah itu sekupu atau sesuatu atau dibawah nya sebagai mana puak musrikin menyembah allah dengan sekupu nya yakni berhala berhala yang terdapat bayak di lihat sebagai sekupu sekupu allah ,.,.,.
,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.
       sekupu di sini membawa makna bersama atau perantaraan atau orang tengah atau twinlite penyambung antara dua alam perhubungan antara tuhan dengan mahluk ,.,. sebagai mana jelas puak musrikin bahawa tuhan itu berada di atas langgit dan berhala berhala atau sekupu sekupu tuhan sebagai perantaraan antara mahluk di bumi dengan tuhan di langgit,.,.,.,.,.
      sebagai mana jelas allah itu tiada beribu atau bapak tiada beranak ,. sebagai mana allah menjelaskan bahawa allah itu tiada ibu bapak dan anak pinak isteri atau adik beradik atau nenek moyang atau saudara mara ,.,. allah jelaskan bahawa diri nya bersifat ahad tiada lain selain dia lah di langgit dan bumi ,dan allah itu tiada beribu sebagai mana pegangan nasrani bahawa allah adalah mariam atau isteri allah atau roh kudus ji brail bapak tuhan atau isa anak tuhan atau yesus tuhan ,.., sebenar nya dalam pahaman nasrani berputar putar hingga isa di anggap tuhan lalu di anggap anak tuhan sebagai mana mariam assl nya di nggap isteri tuhan dan ibu tuhan dan pahaman nasrani banyak menyatakan allah itu bukan ahad yakni satu atau tunggal ,./,.,.,.
   dan dalam pahaman yahudi mereka mengaggap allah itu tuhan yang mana roh kudus yakni jibrail., jibrail dianggap tuhan bagi yahudi kerna kekuasaan nya dalam utusan nya dan wahyu wahyu yang di turunkan dan mengandun gkan mariam .,,..,
dalam pahaman yahudi dan nasrani jelas berbeza dengan apa apa yang allah jelas kan bahawa allah itu bersifat ahad dan tiada bagi allah anak atau beranak atau beristeri atau bapak bagi allah dia lah yang maha qadim kekal seawal masa azali hingga masa ke mbali kemasa azali ketika mana kesemua hancur dan luluh menjadi debu,.,.,.
    sebagai mana pahaman wahabi dan mujasima allah berupa dan bertem,pat ,. allah menjelaskan bahawa allah itu berupa dzat yang maha kekal qadim tiada bagi allah berupa berketul berwarna bertempat atau apa apa jua kerna allah itu dzat yan g maha qadim.,.,jelas pahaman wahabi dan puak mujasima ini berpahaman tiada sebagaimana yang allah jelaskan bahawa diri nya tiada berupa dan berwarna atau lebih jelas tiada beraqrod dan jisim ,.,.
allah sawt jua menjeklaskan bahawa tiada bagi allah itu berupa cahaya atau api sebagai mana puak muktazilah dan qadariah yang mana menyatakan bahawa allah berupa matahari bulan bintang atau api dan cahaya yang mana dikatakan allah ,.,.
    dari sini kita dapat membezakan bahawa pahaman pahaman tentang diri allah sawt itu sendiri tiada berupa tiada berwarna tiada bertempat tiada bersekupu tiada beranak pinak tiada bagi allah itu bertanggan atau berpunggung tiada bagi allah berupa bintang atau matahari atau bulan tiada jua bagi allah itu ada nya sebagai mana ada nya mahluk ,.,.
     allah sawt menjelaskan bahawa diri nya berupa dzat yang maha qadim yakni kekal tiada permulaan tiada akhir yakni awal dan berakhir ,.,. Nama hari Ahad berasal daripada Bahasa Arab, yang mana Ahad itu bermakna satu, iaitu hari yang pertama dalam seminggu. “Dialah Allah, Yang Maha Esa” [Al-Ikhlash : 1] “Allah adalah Ilah yang bergantung kepadaNya segala urusan” [Al-Ikhlash : 2] “Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan” [Al-Ikhlash : 3] “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia” [Al-Ikhlash : 4]Sebab turunnya surat ini adalah, ketika orang musyrik dan orang Yahudi berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Beritakan kepada kami sifat Rabb-mu!”
,.,.,.,.,.,.,.,.
     Kemudian Allah Ta’ala menurunkan surat ini [1] Qul = “Katakanlah”. Pernyataan ini ditujukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya. “Huwa Allahu ahad” = “Dialah Allah Yang Maha Esa”. Menurut ahli I’rab, huwa adalah dhamir sya’n, dan lafdzul jalalah Allah khabar mubtada dan “Ahadun” khabar kedua. ‘Allahu Ash-Shomad’ kalimat tersendiri. “Allahu Ahadun” Yakni, Dia adalah Allah yang selalu kamu bicarakan dan yang selalu kamu memohon kepada-Nya. “Ahadun”. Yakni, Yang Maha Esa dalam kemuliaan dan keagungan-Nya, yang tiada bandingan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Bahkan Dia Maha Esa dalam kemuliaan dan keagungan. “Allahu Ash-Shomad” adalah kalimat tersendiri Allah Ta’ala menjelaskan bahwa dia Ash-Shomad. Makna yang paling mencakup iallah Dia mempunyai sifat yang sempurna yang berbeda dengan semua mahkhluk-Nya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Ash-Shomad ialah yang sempurna Keilmuan-Nya, Yang sempurna Kesantunan-Nya, Yang sempurna Keagungan-Nya, Yang sempurna Kekuasaan-Nya. Sampai akhir perkatan-Nya [2]. Ini artinya bahwa Allah Ta’ala tidak membutuhkan makhluk karena Dia Maha Sempurna. Dan juga tertera dalam tafsir bahwasanya As-Shamad ialah yang menangani semua urusan makhlukNy-Nya. Artinya, Bahwa seluruh makhluk sangat bergantung kepada Allah Ta’ala. Jadi, arti yang paling lengkap ialah : Dia Maha Sempurna dalam sifat-sifat-Nya dan seluruh makhluk sangat bergantung kepada-Nya. “Lam yaalid”. Bahwa Allah Azza wa Jalla tidak mempunyai anak karena Dia adalah Dzat Yang Maha Muali dan Maha Agung, tidak ada yang serupa dengan-Nya. Seorang anak adalah sempalan dan bagian dari orang tuanya. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Fathimah Radhiyallahu ‘anha. “Artinya : Ia adalah bahagian dari diriku” [3] Allah Azza wa Jalla tidak ada yang serupa dengan-Nya. Anak merupakan salah satu kebutuhan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan dunia maupun untuk menjaga kesinambungan keturunan. Allah Azzan wa Jalla tidak memerlukan itu semua. Dia juga tidak dilahirkan karena tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Allah Azza wa Jalla tidak memerlukan seorang dari makhluk-Nya. Allah telah mengisyaratkan bahwa mustahil bagi-Nya mempunyai anak, seperti dalam firman-Nya. “Artinya : Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri ? Dia menciptakan segala sesuatu ‘ dan Dia mengetahui segala sesuatu” [Al-An’am : 101] Seorang anak membutuhkan orang yang melahirkannya. Demikianlah, Allah adalah Dzat Yang Menciptakan segala sesuatu. Jika Allah menciptakan segala sesuatu berarti Dia terpisah dari makhluk-Nya. Dalam firman-Nya : Lam yaalid” = “tidak beranak” merupakan bantahan terhadap tiga kelompok anak Adam yang menyimpang. Mereka adalah orang Musyrik, orang Yahudi dan orang Nasrani. Orang musyrik meyakini bahwa malaikat yang mereka itu ‘Ibadur Rahman’ berjenis perempuan. Mereka mengatakan bahwa malaikat tersebut adalah anak perempuan Allah. Orang Yahudi mengatkan ‘Uzair adalah anak Allah, dan orang Nasrani mengatakan Al-masih adalah anak Allah. Kemudian Allah mengingkari mereka semua dengan firman-Nya “Lam yaalid wa lam yuu lad” = “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakan”, karena Allah Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Pertama, tidak ada sesuatu yang mendahului-Nya, bagaimana mungkin dikatakan bahwa Dia dilahirkan. Firman Allah. “Artinya : Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” [Al-Ikhlash : 4] Yaitu tidak ada sesuatu pun yang menyamai seluruh sifat-sifat-Nya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menafikan Dirinya mempunyai ayah atau Dia dilahirkan atau ada yang semisal dengan-Nya. Sureat ini mempunyai keistimewaan yang sangat agung. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Bahwa ia (surat Al-Ikhlash) menyamai sepertiga Al-Qur’an” [4] Surat ini menyamai sepertiga Al-Qur’an tetapi tidak dapat menggantikan sepertiga Al-Qur’an tersebut. Dalilnya, kalau seorang membaca surat ini sebanyak tiga kali di dalam shalat, masih belum mencukupi sebelum ia membaca surat Al-Fatihah. Padahal jika ia membacanya tiga kali, seolah-olah ia membaca semua Al-Qur’an, tetapi tidak dapat mencukupinya. Jadi, kamu jangan heran ada sesuatu yang sebanding tetapi tidak mencukupi. Misalnya sabda Rasullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Barangsiapa membaca : “Artinya : Tiada ilah yang berhak disembah kecuali hanya Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segala kekuasaan dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu” Seakan-akan ia telah membebaskan empat orang budak dari keuturunan Isma’il atau dari anak Ismail” [5] Padahal jika ia berkewajiban untuk membebaskan empat orang hamba, dengan mengatakan dzikir ini saja tidak cukup untuk membebaskan dirinya dari kewajiban membebaskan hamba tersebut. Oleh karena itu, sam bandingnya sesuatu belum tentu dapat menggantikan posisi yang dibandingkan. ...

Rabu, 21 Mac 2018

sifat allah dzat tiada menumpang baharu pada diri nya,.

MAKRIFAT MEMBEZAKAN ANTARA SIFAT BAHARU DENGAN QODIM
     
Makrifat dimulai dengan mengenal diri.Apabila seseorang mengenal dirinya nescaya mengenal dia akan Tuhan-Nya. mustahil bagi dzat allah sawt itu menumpang atau ada nya sifat sifat baharu pada dirinya sendiri,.,. sebagai mana mahluk ,.., baharu bermaksut sebagai mana erti kata huraian makna baharu menurut bahasa dan pahaman melayunusantara dan melayu jawa atau melayu siam.,.,. sebagai mana sifat baharu yang ada menumpang pada mahluk contohnya.,; orang asli hidup bahagia dalam kaum orang asli di dalam hutan pendalaman sabah atau serawak atau pahang lalu datang harimau memahamnya setelah dibaham orang asli sisa sisa saki baki daging dan tulang orang asli di tinggalkan lalu datang semut menggigit dan membawa serpihan sisa daging dan tulang kecil kedalam sarang hingga selesai semua sisa daging dan tulang orang asli yang tinggal,.., atau contoh.,,. mesin basuh baru dibeli tinggal dalam rumah atau tinggal di kedai sebagai hiasan bila dah lama mesin basuh rosak atau telah ketinggalan zaman lalu datang mekanik dibawa ke tempat kitar semula.,. lalu barang barang nya yang masih boleh diguna diguna dan tinggal serpihan mesin basuh di tinggal di longkang atau jalanan atau di kedai besi buruk lalu datang mat pet atau penagih membawa mesin buruk itu ketempat besi buruk dan dijual .,,. atau contoh terbaik bagi sifat baharu.,; seorang anak dara orang asli di bawa lelaki yang menikahi dan di bawa ke kuala lumpur hidup dalam rumah besar lalu beberapa tahun ditinggalkan dicerai lalu di jumpa lelaki kuala lumpur menjadi bohsia .,,. beberapa tahun setelah itu ditinggalkan dan akhir nya bertemu bapak ayam dan di jadikan perempuan murahan ,.sebagai mana orang asli lalu anak orang asli dan akhir nya mesin basuh semua nya mahluk yang mana ada nya sifat baharu yang menumpang pada mahluk dan allah tiada memiliki atau menumpang nya mahluk baharu ,.., sebagai mana allah berupa dzat yang maha kekal atau qadim tiada permulaan atau sekutu sebagai mana penjelasan ayat quran surah iklas.,,. allah sawt itu berupa dzat tiada permulaan yakni tiada ibu atau ayah sebagai mana tuhan orang orang yahudi dan nasrani bersifat baharu ada nya ibu tuhan yakni mariam ada nya bapak tuhan yakni yehwa., sifat sifat ini jelas sebagai mana sifat mesin basuh atau anak dara orang asli,.,.., allah sawt itu berupa dzat yang mana bersifat qadim yakni kekal tiada anak dan di peranakkan sebagai mana nasrani tuhan bersifat memiliki anak yakni yesus yang mana digambarkan sebagai anak tuhan dan di sembah,.., tuhan tiada berupa sifat baharu sebagai mana tuhan nasrani,.,. allah sawt itu berupa dzat yang maha kekal yakni qodim tiada sekutu bagi nya sebagai mana orang orang musrikin yang mana menyatakan allah berupa patung berhala dan bersifat baharu lalu di ukir dan di jadikan tuhan berupa rupa bentuk dan di buang kelongkang sebagai mana mesin basuh bila mana telah pecah atau rosak ,.,. mustahil bagi allah sawt yang mana berupa dzat yang maha kekal bersifat baharu .,,. sebagai mana wahabi mujasima menggambarkan allah berupa bentuk betanggan lalu digambarkan dengan kata kata dan lukisan dalam aliran mereka lalu disembah tuhan yang di gambarkan ulamak ulamak atau imam imam aliran mereka dan di bukukan tuhan mereka dengan berbagai jenis tuhan wahabi dan mujasima ,. dan bila mana buku dan kitab yang menulis dan menggambarkan tentang tuhan tuhan bertanggan berkaki berpunggung ini rosak koyak atau lama di buang dan di bakar dalam sampah .,,.,.,.hadis qudsi, Allah berfirman yang ertinya : “Tidaklah sampai orang-orang yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah dengan hanya melakukan ibadah-ibadah yang fardhu. Hendaklah hamba-Ku senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah dengan melakukan ibadah-ibadah yang sunnah (sebagai pelengkap ibadah) sehingga Aku kasih. Apabila Aku kasih kepada hamba-Ku nescaya pendengarannya yang mendengar dengan Dia, dan penglihatannya yang melihat dengan Dia, dan lidahnya yang berkata dengan Dia, dan kakinya yang berjalan dengan Dia, dan hatinya yang bercita-cita dengan Dia”. Syeikh Abu Yazid Basthomi telah berkata bahawa aku telah bersalah dalam empat perkara. Aku menyangka bahawa aku menyebut Allah , mengenal Dia, dan kasih kepada-Nya, dan menuntut sesuatu dari-Nya . Sesungguhnya sebutan-Nya lebih dahulu daripada aku menyebut, kasih-Nya lebih dahulu daripada aku kasih, pengenalan-Nya lebih dahulu daripada aku kenal, dan tuntutan-Nya lebih dahulu daripada aku menuntut. Tiada berkesudahan seseorang dalam kecelakaan selama dikembalikannya segala daya dan upaya kepada dirinya sendiri dan tiada selesai puji-pujinya kepada Allah, jika tidak diketahuinya hakikat puji itu. Hakikat puji itu berasal dari karunia Allah berupa Nur iman dan ridho yakni inayah-Nya, dan taufiq-Nya dan ilham-Nya. Apabila telah zohir Nur iman tersebut pada diri seseorang mukmin maka dalam mengerjakan segala amal dan segala macam ibadah nescaya hatinya syuhud dan jinak, dan hilanglah segala kepicikan dan kesempitan. Akhirnya, hapuslah segala gangguan yang menutupi hatinya selama ini. MAKRIFAT SEBAGAI MUAMALAH HATI HATI KEPADA ALLAH bagi kita ahli sunah wal jamaah wajib percaya bahawa mustahil bagi allah sawt itu berupa dzat yang maha kekal tiada berupa dan bentuk terdapat di gambar atau akal,.., dan bersifat baharu sebagai mana tuhan tuhan yahudi nasrani musrikin dan wahabi dan mujasima,.,. sifat baharu tiada pada tuhan yang di sembah ahli sunah jamaah dan tiada menumpang nya sifat baharu pada nya mustahil bagi allah itu bersifat baharu,.., wallahuaklambissawab,.,.

Selasa, 20 Mac 2018

sifat memunpang pada dzat

     Dan dzat allah sawt itu adalah diri allah sawt itu sendiri ,. ada pun sifat yang menumpang itu wajib kita ketahui 20 sifat dan 1sifat harus ada pada allah sawt ; sebagai mana keras memunpang pada batang dan sebagai mana mulut buka tutup sifat yang menumpang pada mulut,. dan sifat yang menumpang pada diri allah sawt itu berupa sifat sifat maaani salbiah nafsiah dan maknawiah,.,.dan sifat sifat ini ada lah sifat yang memunpang sebagai mana ular berani nya hilang bila berbisa keluar dari ular ,.. sebagai mana harimau raja di hutan hilang dari nya sifat nya itu bila mana di muzium atau di tawan,.,. sebegitu jua manusia bernafsu pada wanita keluar dari nya nafsu bila dalam ketakutan ,.,. begitu jua air panas bila sejuk keluar dari nya panas ,.,. begiutu jua lah sifat sifat yang menumpang pada dzat diri allah sawt itu itu sendiri terdiri dari 4 sifat yang mana sifat maani sifat salbiah sifat nafsiah sifat maknawiah .,,. dari 4sifat ini ulamak menghuraikan sebayak 13sifat bergantung pooada nya lalu di tambah 7 lagi sifat setelah sepakat ulamak ulamak tasauf dalam sifat sifat me numpan g pada allah maka akhir nya ulam ak ulamak sepakat dengan ulamak tasawuf abu hassan asr-syakri bahawa sifat sifat yang menumpang itu adanya 20sifat dan akhir nya abu hasaan asr-syakri dan dengan kesepakatan ulamak ulamak waktu itu maka terbit lah kitab kitab karagan nya dan kitab kuning karagan nya tentang aqidah sifat 20 ,.,.,.
         Sifat 20 Sheikh Abu Hassan ‘Ali Al-Asy’ari Imam Abu Mansur Al-Mathuridi Nafsiah Salbiah Ma’ani Ma’nawiyah Wujud Qidam Qudrat Kaunuhu Qadiran Baqa’ Iradat Kaunuhu Muridan Mukhalafatuhu Lilhawadith Ilmu Kaunuhu ‘Aliman Qiyamuhu Binafsih Hayat Kaunuhu Hayyan Wahdaniat Sama’ Kaunuhu Sami’an Bashar Kaunuhu Bashiran Kalam Kaunuhu Mutakalliman Sifat Nafsiah: Sifat Nafsiah iaitu dari zat itu sendiri, bukan sifat yang menumpang pada zat itu. Sifat ini dikatakan Nafsiah kerana tidak menunjukkan makna yang menumpang pada diri zat. Menurut Jumhur Ulama’ sifat ini menunjukkan kepada zatnya, bukan menunjukkan kepada perkara yang menumpang pada zat. Sifat ‘Wujud’ dikatakan Sifat Nafsiah ertinya, wujud itu bukan merupakan sifat yang menumpang atau menempel pada Zat Allah s.w.t. akan tetapi Zat Allah s.w.t. itu dengan sendirinya kewujudan Allah. Ataupun Zat Allah dengan Wujud Allah tidak dapat dipisahkan. Berbeza dengan Sifat Ma’ani seperti Ilmu, kerana sifat ini merupakan sifat yang menempel pada Zat Allah. Ertinya sifat Ilmu itu terpisah dengan Zat Allah. Sebab Allah mengetahui sesuatu dengan Ilmu-Nya, bukan dengan Zat-Nya. Hanya sifat ‘wujud’ sahaja yang termasuk dalam Sifat Nafsiah. Sifat Salbiah: Salbiah maksudnya, menanggalkan, menolak ataupun menafikan. Maksud sifat Salbiah dalam hal ini iaitu menolak sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah s.w.t. Umpamanya menolak sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah seperti Baqa’ ertinya kekal. Sifat ini menafikan sifat Fana’ ataupun binasa bagi Allah s.w.t. Sifat Ma’ani: Sifat Ma’ani ialah sifat yang Maujud atau ada yang berdiri pada Zat Allah s.w.t. yang menyebabkan Zat itu bersifat dengan suatu hukum Sifat Ma’nawiyah. Umpamanya Sifat Ma’ani seperti Ilmu, sifat ini ialah sifat yang berdiri pada Zat Allah. Ertinya Ilmu itu sifat Allah bukan Zat Allah. Allah s.w.t. dapat mengetahui sesuatu dengan Ilmu-Nya bukan dengan Zat-Nya. Yang menyebabkan zat itu bersifat dengan sifat suatu hukum Sifat Ma’nawiyah maksudnya Allah dikatakan Kaunuhu ‘Aliman (Keadaan-Nya Berilmu). Kerana Allah mempunyai sifat Sama’ maka Allah dikatakan Kaunuhu Sami’an (Keadaan-Nya Mendengar). Sifat Ma’nawiyah: Sifat Ma’nawiyah iaitu suatu perkara yang sabit atau yang tetap bagi Zat Allah s.w.t.bersifat dengan Sifat Ma’ani. Di antara Sifat Ma’ani dengan Sifat Ma’nawiyah tidak terpisahkan. Misalnya Keadaan Allah Berilmu (Kaunuhu ‘Aliman – Sifat Ma’nawiyah), ini kerana Allah mempunyai sifat Ilmu (Sifat Ma’ani). Ataupun Allah s.w.t. dikatakan Kaunuhu Qadiran (Keadaan-Nya Berkuasa – Sifat Ma’nawiyah) kerana Allah mempunyai sifat Qudrat (Kuasa – Sifat Ma’ani) dan bergitu seumpamanya. Ada beberapa sebab sifat-sifat ini dinamakan dengan Sifat Ma’nawiyah iaitu, Sifat Ma’nawiyah merupakan cabang dari Sifat Ma’ani. Sesuatu yang bersifat dengan ‘Alim dan Qadir umpamanya tidak boleh bersifat dengan sifat-sifat itu melainkan setelah adanya ilmu dan qudrat baginya. Sifat Ma’ani adalah sebagai ilat atau sebagai malzum kepada Sifat Ma’nawiyah sejak Azali lagi, perhubungan antara keduanya adalah sebagai hubungan antara ilat dengan ma’lulnya. Sifat yang Wajib bagi ALLAH:

        1. Sifat WUJUD: Ada Allah s.w.t. wajib memiliki sifat Wujud ertinya Allah s.w.t. itu wajib ada. Allah s.w.t. adalah sebagai Zat yang Wajibul Wujud ertinya Zat yang wajib adanya. Wujudnya Allah s.w.t. tidak diragukan lagi, kerana adanya Allah dapat dibuktikan dengan dalil Al-Quran dan Al-Hadith (dalil naqal) dan dapat dibuktikan dengan akal (dalil aqali) Allah s.w.t. tidak ada yang menjadikan-Nya dan tidak pula Allah menjadikan diri-Nya sendiri. Adanya Allah tidak diduhului dengan tiada dan tidak diakhiiri dengan tiada. Dan mustahil Allah itu tiada. Wujudnya Allah s.w.t. mutlak ertinya adanya Allah s.w.t. itu wajib, dan mustahil jika Allah tiada ada. Kewujudan-Nya tidak dibatasi oleh sesuatu, waktu, keadaan mahupun tempat. Wajib pada Syara’ atas tiap-tiap mukalah mengetahui serta mengaku didalam hatinya akan tentu sungguh ada Allah Ta’ala dan tidak terima ‘Adam (tidak ada). Pengakuan didalam hati dengan tentu ada sungguh Allah Ta’ala itulah dinamakan wajib pada ‘aqal. Dan pengakuan tentu tidak, tiada Allah Ta’ala itulah dinamakan mustahil. 2. Sifat QIDAM: Sedia Qidam ertinya ‘Sedia’, iaitu adanya Allah s.w.t. tidak dengan permulaan dan mustahil bagi Allah kalau berpermulaan. Sebab jika Allah berpermulaan bererti ada yang menjadikan dan jika sesuatu itu ada yang menjadikan maka sudah pasti itu bukan Tuhan. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, kerana Allah Dia-lah yang awal dan Dia-lah yang akhir. Qidamnya Allah, atau Allah itu dahulu atau sedia, ertinya adanya Allah itu tidak bermula dan tidak berakhiran itu maksud tiada kesudahan bagi Allah. Adanya Allah jelas dan nyata dan menguasai atas segala yang batin atau mengetahui segala yang tersembunyi. Zat-Nya tidak dapat disaksikan dengan mata begitu juga akal dan hati tidak mampu untuk mengetahui tentang-Nya. Sifat Qidam merupakan Sifat Salbiah, iaitu menafikan atau menolak sifat yang berlawanan dengannya. Jika sudah terang dan nyata Allah bersifat Qidam ertinya tidak berpermulaan, bererti sifat Qidam itu sendiri menafikan sifat yang menjadi lawan dengannya, iaitu sifat Huduts atau baharu. Adanya Allah sudah tentu semenjak dari zaman Azali lagi iaitu sebelum segala sesuatu itu ada. Setiap insan wajib mengimani tentang kewujudan Allah itu tidak berpermulaan dan tidak pula akan berakhir. Wajib pada syara’ atas tiap-tiap mukalaf itu mengetahui serta mengaku didalam hatinya akan tentu sungguh Sedianya Allah Ta’ala dan tidak terima Huduth (baharu atau berpermulaan). Pengakuan didalam hati dengan tentu sungguh Allah Ta’ala bersifat Sedia itulah dinamakan dai wajib pada ‘aqal, dan pengakuan didalam hati dengan tentu tidak baharu itulah dimanakan dia mustahil pada ‘aqal. 3. Sifat BAQA’: Kekal Allah s.w.t wajib mempunyai sifat Baqa’,ertinya kekal ataupun tidak berkesudahan, wujud Allah kekal untuk selama-lamanya, tidak ada batasan waktu ataupun masa. Orang yang beriman kepada Allah menyakini bahawa yang menciptakannya itu kekal tanpa berkesudahan, begitu juga harus dipercayai oleh setiap insan bahawasanya kehidupan makhluk akan berakhir dengan kebinasaan dan kehancuran, dan akan ia kembali kepada Allah s.w.t. Yang Maha Kekal. Dengan mempercayai akan Allah mempunyai sifat Baqa’, ianya akan menguatkan keyakinan tentang adanya kehidupan di akhirat, sebagai meneruskan kehidupan di atas dunia yang fana’ ini. Kerana masih ada Pencipta Yang Maha Baqa’ yang mengaturkan tentang kehidupan di akhirat kelak. Wajib pada syara’ atas tiap-tiap mukalaf mengetahui serta mengaku didalam hati akan tentu sungguh Allah Ta’ala Kekal dan tidak menerima Fana’ (binasa). Pengakuan didalam hati dengan tentu sungguh Allah Ta’ala bersifat Baqa’ itulah dikatakan wajib pada ‘aqal, dan pengakuan tentu didalam hati akan binasa Allah Ta’ala itu mustahil pada ‘aqal.

     4. Sifat MUKHALAFATUHU LILHAWADITH: Berlainan dengan sekali makhluk Allah s.w.t. bersifat Mukhalafatuhu Lilhawadith, ertinya Allah berlainan dengan sekalian makhluk. Sudah tentu mustahil bagi Allah menyerupai akan sesuatu. Sebab Allah tidak sama dengan bentuk makhluk ciptaan-Nya, baik makhluk yang bernyawa ataupun tidak bernyawa. Berbeza Zat Allah dengan makhluk ertinya Zat-Nya tidak sama dengan makhluk. Berbezanya sifat-safit Allah dengan makhluk ciptaan-Nya maksudnya, sifat-sifat Allah tidak sama dengan makhluk. Perbezaan Zat Allah dengan sesuatu yang baharu maksudnya bahawa Zat Allah tidak sama dengan benda lain yang diciptakan-Nya, yang memiliki zat yang baharu. Berbeza sifat Allah dengan sesuatu yang baharu juga tidak sama dengan sifat segala benda selain Allah. Begitu juga dengan perbuatan Allah, tidak sama dengan perbuatan baharu atau segala benda yang ada di alam ini. Jika kita bayangkan Allah itu dengan sesuatu benda yang ada di alam ini bererti kita telah mempersekutukan Allah dengan yang lain, syirik hukumnya. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam menghayati sifat-sifat yang wajib bagi Allah ini, jangan sampai pemikiran dan minda kita dipimpin oleh syaithan, sehingga sampai pada peringkat mempersekutukan Allah. Na’zubillah. Wajib pada syara’ diatas tiap-tiap mukalaf mengetahui serta i’tiqad dan mengaku putus didalam hati akan tentu sungguh bersalahan Allah Ta’ala bagi segala yang baharu dan tiada menyamai-Nya (Mumathalatuhu Lilhawadith). Firman Allah Ta’ala: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura, 11) Dan bersalahan Allah Ta’ala bagi segala yang baharu dan juga tidak menyamai-Nya itulah dikatankan sifat Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith dan makna bersalahan itu tiga perkara: 1) Bersalahan pada zat dengan makna Zat Allah Ta’ala bukannya Jirim yang bertempat walaupun dimana tempat an makhluk itu semuanya jirim yang bertempat. Kalau bergitu tidak boleh dikatakan Allah Ta’ala itu bertempat dimana-mana tempat, maka jika didapati didalam Al-Quran atau Hadith barang yang memberi waham menyerupai dan bertempat maka dinamakan ayat itu ayat Mutashabihat dan Hadith Mutashabihat. 2) Dan bersalahan sifa itu ialah sifat-sifat Allah itu bukan ‘Aradh yang bertangkap pada jirim dan bertempat bersama dengan jirim. Kalau bergitu. Tidak bolehlah dikatakan Allah Ta’ala berhajat dimana-mana hajat dan sebagainya daripada sifat-sifat yang baharu. Dan bersalahan pada perbuatan itu ialah perbuatan Allah Ta’ala, bukan seperti perbuatan yang baharu. Kerana perbuatan Allah Ta’ala menjadikan yang tiada itu ada, dan bukan pula perbuatan Allah Ta’ala itu daripada yang baharu. 3) Dan dalil bersalahan Allah Ta’ala bagi segala yang baharu dan tidak menyamai itu ialah kita fikir, jikalau Allah Ta’ala tidak bersalahan bagi segala yang baharu, nescaya adalah Ia menyamai dengan sesuatu yang baharu ini, maka jika menyamai dengan yang baharu tentulah Ianya baru seperti itu juga dan iaitu bathal kerana telah terdahulu bersifat Qadim dengan dalil-dalil yang nyata maka tetaplah Allah Ta’ala bagi segala yang baharu dan tidak menyamainya itulah pengakuan yang sebenar. 5. Sifat QIYAMUHU BINAFSIHI: Berdiri dengan sendiriNya. Qiyamuhu Binafsihi maksudnya berdiri dengan sendiriNya, bahawa Allah bersifat berdiri dengan sendiri bukan bergantung dengan selain dari-Nya. Allah tidak bergantung terhadap yang diciptakan-Nya, sebaliknya sesuatu yang diciptakan-Nya itu setiap saat selalau berhajat kepada Allah s.w.t. Allat s.w.t. tidak berhajat dan berkehendak terhadap sesuatu yang lain, tidak memerlukan bantuan kepada makhluk-makhluk-Nya. Allah bersifat Qiyamuhu Binafsihi, mustahil jika Allah berhajat dan meminta pertolongan dengan alam yang akan binasa. Allah Maha Berkuasa memiliki segala apa yang ada dilangit dan bumi. Kemudian tidak sukar bagi Allah untuk mengurusi segala sesuatu yang ada di alam ini. Dia Maha Perkasa tidak pula Ia memerlukan bantuan dalam mengurusi segala ciptaan-Nya yang banyak itu. Wajib pada atas tiap-tiap mukalaf mengetahui serta mengaku didalam hati akan tentu sungguh berdirinya Allah Ta’ala dengan sendirinya (Qiyamuhu Binafsihi), dan tidak berkehendak kepada yang menjadi dan tidak berkehendak kepada zat (Muhtajun Ila Ghairih). 6. Sifat WAHDANIYAH: Allah Maha Esa (Ke-Esa-an) Wahdaniyah ertinya Allah Maha Esa, tidak berbilang-bilang jumlahnya. Esa Allah Ta’ala itu ialah pada Zat-Nya, Sifat-Nya dan Af’al-Nya. Allah itu Esa, maka janganlah sekali-kali kita membayangkan atau memikirkan bahawa ada tuhan yang lain selain daripada Allah. Beriman kepada ke-Esa-an Allah, memudahkan bagi kita untuk beribadah dan berharap kepada Yang Satu. Di samping kita percaya bahawa Zat Allah s.w.t. itu Esa, kita juga harus yakini bahawa sifat-sifat Allah itu mempunyai nilai yang tidak mengenal batas. Jika dikatakan Allah itu Maha Pemurah, maka pemurahnya Allah itu tidak mengenal batas. Jika Allah itu bersifat Maha Pengampun, maka ampunan Allah itu tidak mengenal batas. Walau betapa besar dosa dan kesalah nseseorang itu, jika Allah menghendaki keampunan-Nya, maka dosa-dosa orang tersebut akan diampuni Allah s.w.t. Dan makna Esa pada Zat Allah itu ialah Zat Allah yang tidak bersusun daripada beberapa Zat yang boleh dibilangkan dengan sekurang-kurangnya bilangan dengan baharu, boleh dikerat, dibelah dan dipotong seperti bagi zat yang baharu. Kam-mutashil Zat Berbilangan yang berhubungan dengan Zat Allah Ta’ala Sifat Berbilangan yang berhubungan dengan Sifat Allah Ta’ala Perbuatan Berbilangan yang berhubungan dengan Perbuatan Allah Ta’ala Kam-munfashil Zat Bilangan yang berasing-asing pada Zat Allah Ta’ala Sifat Bilangan yang berasing-asing pada Sifat Allah Ta’ala Perbuatan Bilangan yang berasing-asing pada Perbuatan Allah Ta’ala Wajib pada atas tiap-tiap mukalaf mengetahui serta mengaku putus dalam hatinya akan tentu sungguh Allah Ta’ala itu Esa pada Zat-Nya, Sifat-Nya dan Af’al-Nya. Dan tidak Ta’addud (berbilang-bilangan). 7. Sifat QUDRAT: Allah Maha Kuasa (Pekuasa) Qudrat ertinya Allah Maha Berkuasa keatas segala sesuatu. Hanya Allah yang berkuasa, sedangkan selain Allah sebenarnya tidak mempunyai kekuatan dan kekuasaan. Kekuasaan Allah mutlak milik-Nya. Kekuasaan Allah itu bukan datangnya kemudian, tetapi sudah ada semenjak zaman Azali lagi, iaitu sebelum adanya sesuatu selain daripada Alah s.w.t. Allah s.w.t. menjadikan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Firman Allah s.w.t.: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia.” (Yassin: 82) Pada sifat Qudrat, Allah Ta’ala Maha Kuasa mengadakan dan meniadakan sesuatu mumkin, dan bagi Qudrat itu beberapa takluq (menuntut sifat akan satu pekerjaan lain daripada menuntut di Zat-Nya), iaini beberapa tugas. Wajib pada syara’ diatas tiap-tiap mukalaf mengetahui serta mengaku didalam hatinya akan tentu sungguh ada Tuhan Pekuasa, iaitu Allah Maha Kuasa, dan tidak sekali-kali ‘Ajzun (lemah). 8. Sifat IRADAT: Berkehendak Allah s.w.r. mempunyai sifat Iradat, iaitu berkehendak, maksudnya bahawa Allah s.w.t. dalam menciptakan segala sesuatu berpedoman kepada kehendak-Nya. Begitulah alam semesta ini terjadi, kerana Kudrat dan Iradat Allah, diatas Kekuasaan dan Kehendak Allah s.w.t. dan tidak ada batasannya dan tidak dapat dilukiskan melalui fikiran manusia tentang keinginan Allah. Dan Iradat itu ialah satu sifat yang sedia kala pada Zat Allah. Dengan sifat Iradat, Allah Ta’ala mengkehendaki dan menentukan mumkin dengan setengah-setengah barang yang harus atas mumkin. Wajib pada syara; atas tiap-tiap mukalaf mengetahui serta mengaku akan tentu sungguh didalam hatinya ada Allah Ta’ala itu bersifat Iradat, dan tidak menerima Karahah (terpaksa). 9.

      Sifat ILMU: Allah Maha Mengetahui Allah bersifat ilmu, ertinya bahawa Allah Maha Mengetaui. Allah memiliki pengetahuan dan mengetahui akan segala sesuatu, yang sudah berlaku, yang sedang berlaku dan yang akan berlaku, baik di langit, dibumi mahupun yang diantaranya, dan segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Dan Ilmu itu ialah sifat yang ada ia di Zat Allah Ta’ala, yang nyata segala perkara yang wajib dan yang mustahil dan yang harus itu dengan Ilmu yakni dengan pengetahuan tidak jahil. Dan makna mengetahui akan segala perkara yang wajib itu mengetahui dengan sungguhnya dan mengetahuisegala yang mustahil itu mengetahui dengan tidaknya, dan mengetahui perkara yang harus itu mengetahui akan ada atau tiada atau akan tiadanya. Wajib atas syara’ atas tiap-tiap mukalaf mengetahui serta mengaku didalam hati akan tentu sungguh ada di Zat Allah Ta’ala itu Ilmu, dan tidak menerima akan Allah itu Jahlun (jahil). 10. Sifat HAYAT: Hidup Allah s.w.t. wajib mempunyai sifat Hayat iaitu hidup, dan mustahil bagi-Nya mempunyai sifat binasa yang sama dengan makhluk. Sifat hidup Allah ini tidak sama sebagaimana dengan kehidupan alam, seperti manusia, malaikat haiwan dan makhluk-makhluk yang lainnya. Allah hidup tidak berhajat terhadap sesuatu, seperti pada makhluk yang menghajatkan dan memerlukan nyawa, nafas, makan dan minum. Kehidupan makhluk merupakan hasil daripada pemberian Allah, maka pada saat yang dikehendaki-Nya, kehidupan makhluk itu dapat berakhir. Wajib diatas tiap-tiap mukalaf mengetahui serta mengaku akan tentu sungguh didalam hatinya Allah mempunyai sifat Hayat, satu sifat yang ada pada Zat Allah dan dengan sifat Hayat ini Allah Ta’ala hidup, dan tidak akan menerima akan Maut. 11. Sifat SAMA’: Allah Maha Mendengar Sama’ ertinya Mendengar dan Allah bersifat Sama’ bahawa Allah Maha Mendengar segala sesuatu yang diperkatakan oleh makhluk-makhluk-Nya. Allah Maha Mendengar baik yang kuat mahupun perkara yang dibisikkan oleh makhluk-Nya. Walaupun begitu pendengaran yang ada pada Allah tidak berhajat pada sesuatu yang ada pada makhluk-Nya. Wajib pada syara’ atas tiap-tiap mukalaf itu mengetahui serta mengaku akan tentu sungguh pada hatinya akan sifat Sama’ ini yang ada pada Allah Ta’ala, dan tidak sekali-kali Allah menerima sifat Shomam (tuli). 12. Sifat BASYAR: Allah Maha Melihat Allah bersifat Basyar ertinya bahawa Allah Maha Melihat apa sahaja yang ada di alam ini. Allah dapat melihat segala gerak geri makhluk-Nya. Namun Penglihatan Allah itu tidaklah sama dengan penglihatan makhluk ciptaan-Nya. Allah tidak berhajat seperti makhluk-Nya untuk melihat. Wajib pada syara’ atas tiap-tiap mukalaf itu mengetahui serta mengaku didalam hatinya akan tentu sungguh ada pada Allah Ta’ala itu sifat Basyar, dan iaitu satu sifat yang ada di Zat Allah. Tidak Allah sekali-kali menerima akan sifat ‘Umyun (buta). 13. Sifat KALAM: Allah Berkata-kata Allah mempunyai sifat Kalam atau berkata-kata, dan mustahil bagi Allah Yang Maha Agung itu bersifat berlawanan dengan sifat Kalam. Walaubagaimanapun Kalam Allah tidak seperti yang dihajatkan oleh makhluk-Nya. Kalam Allah itu dinamakan Wahyu yang diberikan kepada makhluk-Nya sebagai mendatangkan kebenaran-Nya. Wajib diatas tiap-tiap mukalaf itu mengetahui serta mengaku akan tentu sungguh pada hatinya akan Allah mempunyai sifat Kalam. Iaitu satu sifat yang sedia kala di Zat AllahTa’ala. Dengan adanya sifat inilah Allah tidak akan sekali-kali menerima sifat Bukmun (bisu) 14. Sifat KAUNUHU QADIRAN: Allah tetap selalau dalam keadaan Berkuasa 15. Sifat KAUNUHU MURIDAN: Allah tetap dalam keadaan Menghendaki 16. Sifat KAUNUHU ALIMAN: Allah tetap dalam keadaan Mengetahui 17. Sifat KAUNUHU HAYYAN: Allah tetap dalam keadaan Hidup 18. Sifat KAUNUHU SAMI’AN: Allah tetap dalam keadaan Mendengar 19. Sifat KAUNUHU BASIRAN: Allah tetap dalam keadaan Melihat 20. Sifat KAUNUHU MUTAKALLIMAN: Allah tetap dalam keadaan Berkata-kata

Isnin, 19 Mac 2018

dzat allah itu diri allah sawt sifat menumpang pada allah

Dan dzat allah itu berupa diri allah sawt itu sendiri ,..,
setiap yang menumpang pada dzat allah itu adalah sebagai mana berikut,.,.
Sifat Harus Bagi Allah SWT Sifat Harus Bagi Allah s.w.t Adalah sifat yang harus pada hak Allah Ta’ala hanya satu sahaja iaitu Harus bagi Allah mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau di sebut sebagai mumkin. Mumkin ialah sesuatu yang harus ada dan tiada. Sifat Harus Bagi Allah Sifat Harus (Jaiz) ertinya sifat yang tidak wajib ada pada Diri Allah dan tidak pula mustahil ada pada DiriNya. Sifat Harus bagi Allah hanya satu sahaja iaitu hendak menjadikan (melakukan) sesuatu atau tidak hendak menjadikan (melakukan) sesuatu. Semua yang ada di dalam alam ini tidak wajib adanya. Yang wajib ada hanyalah Allah. Yang selain Allah adalah makhuk. Makhluk tidak wajib ada melainkan dikehendaki Allah untuk ada. Maka makhluk itu bersifat harus iaitu ia harus ada jika dikehendaki Allah dan harus tidak ada jika tidak dikehendaki Allah. Tidak wajib bagi Allah menjadikan sesuatu ertinya tiada siapa yang boleh memaksa kehendak Allah. Tidak mustahil bagi Allah menjadikan sesuatu ertinya tiada sesiapa yang boleh menghalang kehendak Allah. Inilah Sifat Harus Allah. Contoh:- 1) Harus bagi Allah untuk masukkan hambaNya yang durhaka ke dalam Syurga. Seseorang itu masuk Syurga adalah dengan Rahmat Allah bukan kerana Allah wajib (terpaksa) memasukkannya ke Syurga. Allah memberi Rahmat kepada sesiapa yang dikehendakiNya bukan kerana terpaksa (wajib). Kalau Allah hendak memberi Rahmat kepada hamba yang durhaka tiada siapa yang boleh halang kehendak Allah itu. 2) Harus bagi Allah untuk masukkan hambaNya yang taat ke Neraka. Seseorang itu masuk Neraka adalah dengan murka Allah. Allah Maha Mengetahui niat dan keikhlasan hati setiap hamba yang membuat kebaikan dan ibadah. Samada dia itu riak, takabbur, ujub atau sum'ah semuanya diketahui Allah. Sesiapa yang melakukan ibadah bukan kerana Allah semata-mata akan menerima murka Allah. Dan haruslah bagi Allah untuk memasukkannya ke dalam Neraka. 3) Harus baik Allah menerima atau menolak doa seseorang hambaNya. Samada doa kita terkabul atau tidak, itu adalah atas kehendak Allah. Tidak wajib bagi Allah untuk mengkabulkan doa-doa hambaNya sekelian. Maka kita tidak boleh mengeluh atau kecewa bila doa-doa kita belum lagi dikabulkan. Sebaik-baiknya hendaklah kita redha dan bertawakal. Wallahu'alam'bissawab

Ahad, 18 Mac 2018

Dzat diri sesuatu itu ,.

      

   Bila sebut dzat diri allah itu sendiri ,. 

” Tidak ada Tuhan selain Aku. Akulah hakikat DZAT yang Maha Suci, yang meliputi SIFAT-Ku, yang menyertai [ASMA] Nama-Ku, dan yang menandai [AF’AL] perbuatan-perbuatan-Ku .” “ Sesungguhnya AKU ini adalah ALLAH, TIDAK ADA TUHAN (yang hak) selain AKU, maka SEMBAHLAH AKU dan DIRIKANLAH SHALAT UNTUK MENGINGAT AKU ” [At -Thaahaa : 14] AKU = DZAT/Nurullah, SIFAT Laisa kamishlihi syaiun, Dzat yang tidak dapat diserupai oleh sesuatu apapun, tidak ada umpamanya. BILLA HAEFFIN, artinya tak berwarna dan tak berupa, tidak merah tidak hitam, tidak gelap tidak pula terang. BILLA MAKANIN, artinya tidak berarah tidak bertempat, tidak di barat tidak di timur, tidak di utara maupun di selatan, tidak di atas maupun di bawah. DZAT yang berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan kepada mahluk lain ciptaan-Nya, berbeda dengan manusia yang membutuhkan Allah, untuk bisa selamat di kehidupan Dunia dan Akhirat, adanya Alam semesta, Dunia, Arasy, Malaikat, Idajil/Azazil, Iblis, Setan, Jinn dan Manusia, dan semua ciptaan-Nya yang ada, adalah karena akibat dari adanya Dzat Yang Maha Suci. 

   1. ALAM AHADIYAT. Sebelum Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan Alam-alam, termasuk Alam Semesta, Arasy, Bumi dan Langit beserta isinya, yang ada hanyalah Dzat di Kesunyian Sejati Martabat Yang Maha Suci, Alam Tunggal Sejati, Ghaibul Ghaib. Ahadiyat tadi di 2. ALAM WAHDAT/Alam DZAT. SIFAT adalah Laisa kamishlihi syaiun, bukti adanya JAUHAR AWWAL RASULULLAH atau samudra hidup, pohon nyawa, wadah amal, kubur sejati, hidupnya segala rupa, seluruh isi tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit, asalnya yaitu dari cahaya yang satu, yaitu JAUHAR AWWAL RASULULLAH atau RUH ILMU RASULULLAH utusan Maha Agung. DZAT/NURULLAH yang menjadikan Alam Dunia dan isinya, TIDAK PISAH dan TIDAK JAUH, DZAT dan SIFAT. Sifat = Jauhar Awwal Rasulullah = Hakikat Muhammad [Ruh Ilmu Rasulullah] atau disebut SEJATINYA SYAHADAT, yaitu syahadatnya DZAT dan SIFAT, Ahadiat dan Wahdat, sudah tidak pisah, seperti gula dan manisnya. Ibarat ; 

   DZAT adalah MANIS, SIFAT adalah GULA DZAT adalah WANGI, SIFAT adalah BUNGA DZAT dan SIFAT adalah PASTI. TIDAK AKAN ADA SIFAT, JIKA TIDAK ADA DZAT, begitupun sebaliknya.       bila sebut dzat manusia ,roh diri insan itu sendiri jika tiada roh diri manusia itu maka mati,  ,.,. mata sifat menumpang pada manusia,.,. akal sifat yang menumpang pada manusia ,.telingga sifat yang menumpang pada manusia,.,.., kaki tanggan perut mulut sifat yang menumpang ,.,. nafsu sifat yang menumpang pada roh diri manusia ,.,.., sifat menumpang tak akan mati jika tiada ,.,. sebagai mana manusia ada yang tiada akal hidup tampa akal,.,.., ada manusia tiada tanggan kaki perut hidup tak mati ,.,.,. bila sebut roh bukan benda yang menumpang roh roh ni bila tak ada mati ,.,. keluar roh mati ada orang kemalagan pecah otak pecah perut hancur kaki ta nggan bawak hospital hidup dudup dudup bergetar jantung sebab apa jantung tempat tinggal roh iblis malaikat ,.,. kenal diri kita kenal allah dzat dzat allah diri allah sawt .,., roh roh nur muhamat cahaya di bawah cahaya allah yakni dzat diri allah sawt sendiri,.., roh pertama nur muhamat lahir mahluk pertama lahir dari cahaya allah ,. roh kedua manusia nabi adam setelah nur muhamat kemudia hawa dan seterus nya,.,.,. roh hidup kekal hingga tiba ajal,.,.,. tak mati seseorang jika hilang seluruh sifat yang menumpang pada roh ,.,. erti nya roh adalah diri manusia yang mana hanya mati bila keluar roh dari jantung ,.,.., tak akan mati seseora ng manusia jika keluar nafsu dari roh ,.., keluar akal dari roh,.,. sebagai mana dikenali berbagai nama saka jin korin dan berbagai lahgi sifat menumpang pada diri manusia roh nur muhamat yang mana mahluk pertama allah lahirkan di atas muka bumi ini,.,. dan tiada lah segala sesuatu itu jika tiada lahir nya nur muhamat .,,. yakni roh diri manusia itu sendiri.,sebagai mana jelas ROH, ketika kontak dengan Alam Dunia itulah adanya NYAWA, nyawa adalah DARAH ada di bawah kulit di atas permukaan daging, adanya NAFAS adalah adanya HIDUP, adanya HIDUP adalah karena adanya DZAT dan SIFAT. 1. RUH SULTHONIYAH ( HAK ALLAH ) Tempatnya di hati, jika Ruh ini keluar dari jasad, manusia akan mengalami kematian [Nafas] 2. RUH RUHANIYAH ( HAK RASULULLAH ) Tempatnya di dada [Jantung] dan pada 360 sendi = 360 hari, badaniyah bukan raga, Satu badan satu atap [Menyeluruh] 3. RUH MAKODIYAH Ruh ini yang suka meninggalkan jasad, termasuk mimpi, mimpi yang benar adalah kita bisa mengingatnya dan menceritakannya dengan jelas, walaupun kejadian mimpinya sudah lama. 4. RUH DINNIYAH / JASADIYAH Berdirinya Islam, Fitrah diri/Fitrah Agama, Ruh Samawi,.,. wallahuaklam,.,.bissawab

Sabtu, 17 Mac 2018

selamat datang rejab bulan haram

    fadhilat amalan bulan rejab,bulan allah,
                   REJAB bulan menabur benih. SYA’ABAN bulan menyiram tanaman. RAMADHAN bulan menuai. syawal nya bulan menikmati hasil, REJAB menyucikan badannya. SYA’ABAN menyucikan hatinya. RAMADHAN menyucikan rohnya.syawal nya bulan amalanya, REJAB bulan taubat. SYA’ABAN bulan muhibbah. RAMADHAN dilimpahi pahala amalan. syawal bulan bersenang senang,

   
       Umat Islam digalakkan beribadat sebanyak mungkin dalam bulan Rejab sebagai satu latihan sebelum mereka menghadapi bulan Ramadan kerana pada bulan ini Allah SWT banyak memberikan Rahmat-Nya. Ia adalah permulaan bulan mulia dan bagi mempertingkatkan ibadat dan ketaqwaan, terutama melipat-gandakan amal soleh seperti istighfar dan puasa sunat. Rasulullah SAW bersabda: “Kembalilah kepada tuhan kamu dengan keampunan daripada dosa-dosa kamu dan hindarilah perbuatan maksiat dalam bulan mulia, iaitu Rejab.” . Rejab sebagai bulan penebus dosa serta menambah ganjaran pahala juga mempunyai banyak kelebihan dan bermanfaat. Beberapa amalan yang baik dilakukan dalam bulan Rejab ialah: Menyucikan diri daripada dosa dengan bertaubat dan memohon ampun Meneguhkan jiwa dan keimanan dengan memperbanyak bacaan al-Quran. Membersihkan hati yang lalai dan alpa melalui amalan beristighfar dan zikir Mendekatkan diri kepada Allah dengan menunaikan solat, puasa dan bersedekah Mohon keselamatan dan kesejahteraan dengan berselawat dan berdoa kepada-Nya Menginsafkan diri dengan membaca atau mendengar peristiwa Israk dan Mikraj, kisah teladan perjuangan Rasulullah dan sirah Islam lain. Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah SAW bersabda:

   “ Sesiapa membaca kalimah berikut, pada bulan Rejab, Syaaban dan Ramadhan di antara waktu Zuhur dengan Asar; nescaya disuruh dua malaikat untuk menghapuskan surat kejahatan.”

 . اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمُ الَّدِىْ لآ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لاَ يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلاَ نَفْعًا وَلاَ مَوْتًا وَلاَ حَيَاةً وَلاَ نُشُوْرًا.

     Daku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung yang tiada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Hidup Lagi Maha Mengurus! Daku bertaubat kepada-Nya selaku taubatnya seorang hamba yang banyak dosa yang tiada menguasai akan dirinya dan tidak mampu membuat, menolak mudharat dan manfaat serta tidak dapat menguasai kematian, hidup dan kebangkitan. . . .

     AMALAN MALAM REJAB . Solat sunat Tahajud 2, 8 atau 12 rakaat. Solat sunat Tasbih, Taubat dan sunat witir. Beristighfar 70 kali, 100 kali atau lebih.. Berdoa. Memohon keampunan diri dan ibu bapa. Berselawat, berzikir dan bertasbih sehingga fajar subuh. . .
     MALAM 27 REJAB Beramallah bersungguh-sungguh dengan berjaga sepanjang malam bagi melakukan ibadah solat-solat sunat, beristighfar, bertahmid, berzikir, bertasbih, berselawat dan berdoa. Bersahurlah sebagai persediaan puasa pada siangnya dan amal ibadat yang lain. Sekiranya tidak dapat diamalkan setiap hari dan malamnya pada bulan Rejab, maka amalkanlah pada hari Isnin, Khamis dan Jumaat. Jika tidak dapat lakukan kesemuanya, janganlah tinggalkan semuanya. . .          AMALAN BULAN REJAB .
       1. Bersolat Solat-solat sunat mengiringi solat fardhu. Solat sunat Israk, solat sunat Dhuha dan solat sunat Taasbih. . 2. Bertaubat Bertaubat dan berdoa mohon keampunan agar diterima amalan ibadat, minta selamat dunia dan akhirat, minta dilimpahi rahmat, minta dilepaskan daripada azab-Nya di akhirat dan mohon dimasukkan ke syurga. Dalam Syahrullah (Bulan Allah), diampunkan dosa-dosa orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada Allah. Sekiranya ditambah dengan berpuasa Rejab wajib baginya; diampunkan dosanya yang lalu. dipeliharakan Allah umurnya yang tinggal. terlepas dari dahaga di hari kiamat. Rasulullah saw menganjurkan umatnya agar memperbanyakkan istighfar. Sesiapa meminta ampun (beristighfar) pada pagi dan petang 70 atau 100 kali di dalam bulan Rejab, diharamkan tubuhnya daripada api neraka. Dan banyakkanlah beristighfar pada Rejab kerana pada setiap saat dalamnya Allah menyelamatkan seorang daripada api neraka. . 1. Penghulu Istighfar adalah di antara istighfar yang diamalkan Baginda sepanjang Rejab :
Malam awal Rejab mustajab do’anya.
      (Dalam Kitab Raudhoh Iman Nawawi) * Puasa sehari pada bulan Rejab mendapat syurga tertinggi (Firdaus). * Puasa dua hari dilipatgandakan pahalanya. * Puasa tiga hari pada bulan Rejab dijadikan parit yang panjang, yang menghalangkan dia keneraka (panjangnya setahun perjalanan). * Puasa empat hari pada bulan Rejab diafiatkan daripada bala dan daripada penyakit yang besar-besar dan daripada fitnah Dajal di hari kiamat. * Puasa lima hari pada bulan Rejab, aman daripada azab kubur. * Puasa enam hari pada bulan Rejab, keluar kubur bercahaya muka. * Puasa tujuh hari pada bulan Rejab, ditutup daripada tujuh pintu neraka. * Puasa lapan hari pada bulan Rejab, dibuka baginya lapan pintu syurga. *
     Puasa sembilan hari pada bulan Rejab keluar dari kuburnya lalu, MENGUCAP DUA KALIMAH SHAHADAH tidak ditolak dia masuk syurga. * Puasa 10 hari pada bulan Rejab Allah jadikan baginya hamparan perhentian di Titi Sirotolmustaqim pada tiap-tiap satu batu di hari kiamat. * Puasa 16 belas hari pada bulan Rejab akan dapat melihat wajah Allah di dalam syurga dan orang yang pertama menziarahi Allah di dalam syurga.Berkata Saidina Ali: * Puasa Rejab 13 hari seperti puasa tiga ribu tahun. * Puasa Rejab 14 hari seperti puasa sepuluh ribu tahun. * Puasa Rejab 15 hari seperti puasa seratus ribu tahun. Kelebihan bulan Rejab dari segala bulan seperti kelebihan Qur’an atas segala Qalam. Puasa sehari pada bulan Rejab seperti puasa empat puluh tahun dan diberi minum air dari Syurga. Puasa 10 hari pada bulan Rejab dijadikan dua sayap, terbang seperti kilat di atas Titi Sirotalmustaqim di hari kiamat. Puasa sehari pada bulan Rejab seperti mengerjakan ibadat seumurnya. Puasa pada awal Rejab, pertengahannya dan akhirnya seperti puasa sebulan pahalanya. Bulan Rejab Syahrullah (Bulan Allah), diampunkan dosa orang-orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada Allah. Puasa Bulan Rejab wajib baginya: * Diampunkan dosanya yang lalu. * Dipeliharakan Allah umurnya yang tinggal. * Terlepas dari dahaga di hari kiamat.

     Sesiapa berpuasa sebulan pada bulan Rejab, Allah berseru kepadanya: “Telah wajib hakmu atasKu, maka mintalah olehmu kepadaKu. Demi ketinggian Ku dankebesaranKu, tidak Aku tolakkan hajatmu. Engkau adalah jiranKu dibawah `arasyKu, engkau kekasihKu daripada segala makhlukKu, engkau terlebih mulia atasKu. Sukakanlah kamu, tiada dinding antaraKu dan antarakau”.(dari kitabRaudatul Ifkar)Siapa berpuasa tiga hari pada bulan Rejab dan beribadat pada malamnya(berjaga), seperti dia berpuasa tiga ribu tahun. Diampunkan baginya 70 dosa-dosa besar tiap-tiap hari, ditunaikan 70 hajat ketika keluar nyawanya daripada jasadnya, 70 hajatnya di dalam kuburnya, 70 hajat ketika terbang suhuf (ketika Qur’an dinaik ketika berlalu di Titi Sirotalmustaqim. Rejab ertinya ta’zim (kebesaran, keagungan, kemuliaan). (Rahmat, pemurah, kebajikan). Kerana kebesaran, keagungan dan kemuliaan bulan Rejab itu maka Allah limpahkan rahmatNya, kemurahanNya dan terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan beramal solih pada bulan Rejab, dengan berpuasa pada siangnya dan beribadat pada malamnya. Demikianlah peri keistimewaannya keagungan bulan Rejab itu yang dinamakan dengan BULAN ALLAH.



Hasil gambar untuk bulan haram berperang

Bulan Rejab merupakan salah satu dari bulan-bulan 'Haram' didalam Islam. Dalilnya terdapat didalam Firmah Allah swt didalam Surah Al-Taubah ayat 9: "Sesungguhnya bilangan bulan-bulan di sisi (hukum) Allah ialah dua belas bulan, (yang telah ditetapkan) dalam Kitab Allah semasa Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati. Ketetapan yang demikian itu ialah agama yang betul lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan yang dihormati itu (dengan melanggar laranganNya) dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya dan ketahuilah sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang bertakwa." Menurut Tafsir Jalalain, yg dimaksudkan dengan "diantaranya empat bulan yg di hormati" ialah: "Empat bulan Haram - Zulkaedah, Zulhijjah, Muharam dan Rejab"[2] Allah swt telah mengurniakan kepada manusia 4 bulan haram. Bulan-bulan ini sebagaimana yg disepakati oleh semua ulama' ialah Zulkaedah, Zulhijjah, Muharam dan Rejab. Umat Islam adalah diharamkan pergi berperang didalam bulan-bulan ini, kecualilah jika mereka diugut. Didalam bulan ini terdapatnya ibadat Haji dijalankan (Zulhijjah), dimana pada hari Arafah disunatkan bagi mereka yg tidak menunaikan haji melakukan ibadat puasa. Rasulullah saw juga menggalakan umat Islam melakukan puasa sunat pada hari Asyura' (10 hb Muharam).

semoga dengan berakhir nya bulan bulan yang telah berlalu maka datang nya bulan mulia dan di haramkan berjihat atau berperang dalam bulan ini yang mana allah menjelaskan telah berakhir bulan bulan untuk berjihat dan telahdang bulan ku bulan allah untuk kekasih kekasih ku beribadah dan taad akan perintah ku dan mengabdikan diri pada ku ,.,. selamat datang rejab bermula pada masuk waktu magrib ,7,30petang.18-03-2018
 ahad ., dan semoga allah memberi ruang untuk melakukan ibadah ibadah di dalam nya,..,,. allahuakbar,.., 3x

Jumaat, 16 Mac 2018

maha perkuasa sifat yang menumpang ketas diri allah sawt dzat allah,..

Dan wajibun bagi kita ahli sunah wal jamaah mempercayai sifat sifat yang menumpang pada dzat allah sawt yakni diri allah sawt ., sebagai mana dzat dzat allah sawt itu ada nya sifat sifat yang menumpang akan pada dzat diri allah sawt,.., sebagai mana kitab karagan abu hasan asr-syakri sifat mengnal allah dan terdiri dari 20sifat wajib.,,. aqidah kita aqidah ahli sunah dan dari aliran dan pahaman abu hasan asr-syakri.,,. bukan aliran kita aliran wahabi ajaran ibnu taimiah aliran mujasima tuhan duduk di langgit,.,. wajibun bagi kita pelajari sifat sifat allah sawt sebagai mana abu hasan asr-syakri ., wajibun pada dzat allah sawt sifat yang menumpang salah satu dari nya al-aziz yang mana allah maha perkasa ,. Allah telah memeperkenalkan diriNya kepada kita bahwa Dia adalah dZat Yang Maha Perkasa.yang mana satu sifat yang menumpang pada diri nya,.,. sebagai mana ayat quran yang menyatakan sifat sifat allah yang menumpang keatas diri allah sawt yakni dzat allah ,.,. “..dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Penyayang..” (qs Asy-syuara : 9) “Tak ada Tuhan selain Dia , Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana (QS Ali Imran: 18) “…dan Allah Maha Perkasa lagi (mempunyai kekuasaan ) menyiksa (QS Al Maidah: 95) Allah juga memerintahkan agar kita senantiasa memahami dan meyakini keperkasaan-Nya “…Maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana (Qs Al Baqarah : 260)Al Azis adalah salah satu dari sekian asma Allah yang mempunyai pengertian kekuatan, hegemoni, ketinggian dan mengendalikan. Perhatikan bait syair berikut ; “Engkau yang maha perkasa, tak ada yang lain Semua Makhluk meminta ridha-Mu..”KEKUASAAN ITU UNTUK ALLAH , RASUL DAN ORANG-ORANG MUKMIN Kekuasaan adalah salah satu sifat Allah. Dia menyeru kepada siapa saja yang menginginkan kekuasaan agar memohon kepada-Nya. “ Barang siapa yang menghendaki kekuasaan, maka bagi Allah-lah kekuasaan itu semuanya (QS Fathir: 10) Kekuasaan itu hanya bisa didapat dengan keimanan , ketundukan dan kebergantungan kepada Allah. Itulah sebabnya, Allah menegaskan bahwa kekuasaaan itu untuk-Nya, untuk rasul-Nya dan untuk orang-orang yang beriman. “ Padahal kekuasaan itu hanyalah bagi Allah, RasulNya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui (QS Al Munafiqun; 8) Orang-orang yang meminta kekuasaan kepada selaln Allah adalah orang-orang yang bodoh. Mereka itulah orang-orang yang meminta kekuasan kepada kekuasaaan yang semu dan kepada kekuatan yang tak kekal. Siapakah yang dapat menghadapi Allah, menantang dan mengalahkan-Nya? Sejumlah golongan telah meminta kekuasaan kepada Fir’aun, Kisra dan Kaisar , dan mereka pun akhirnya kalah. Itulah yang dilakukan para tukang sihir dalam cerita Fir’aun – ketika mereka masih dengan bangga melemparkan tongkat-tongkat dan tali-tali mereka. Mereka berkata, “ Demi kekuasaan Fir’aun sesungguhnya kami benar-benar akan menang (Qs Asy-Syu’ara : 44). Tapi lacur, penguasa yang mereka andalkan itu tak dapat berbuat di hadapan Allah dan kemenangan yang mereka sumbarkan itu tak terwujud. Musa-lah yang akhirnya mengalahkan mereka dalam ajang unjuk kebolehan itu, dan para tukang sihir itu dipaksa mengakui Musa ketika tongkat Musa melumat tongkat-tongkat dan tali mereka. “ Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.” (QS Asy Syura; 45) Dari situlah para tukang sihir itu kemudian menyatakan ketundukan mereka kepada Tuhan semesta Alam dan tak lagi menghiraukan Fira’aun yang mereka bangga-banggakan kekuatannya. Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud kepada Allah. Mereka berkata,” Kami beriman kepada Tuhan Semesta Alam (QS Syura; 46-47) Perubahan hati tukang-tukang sihir itu dari kekuatan Fir’aun kepada kekuatan Allah tanpa dibarengi sedikitpun dengan rasa sungkan dan takut kepada Fir’aun. Dan memang demikianlah , ketika hati orang mukmin telah dipenuhi dengan keimanan, kemudian yakin dengan kekuasaan dan kekuatan Allah, tidak akan gentar dengan ancaman dan tekanan yang datang dari sesama manusia. Ketika fir’aun mengancam mereka , “ Maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui perbuatanmu . Sesungguhnya aku yang memotong tanganmu dan kakimu secara bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya (QS Syu’ara : 49) Mereka pun menjawab dengan yakin , ” Tidak ada bahaya bagi kami. Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama beriman (QS Asy syura; 50-51) ORANG-ORANG YANG MENGANGKAT MUSUH ALLAH SEBAGAI PEMIMPIN MEREKA, TIDAK AKAN MENDAPATKAN KEKUATAN Allah telah memeperingatkan kepada orang-orang munafik yang mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin mereka – dan bukannya orang-orang mukmin. Dan dasar Allah memberi peringatan itu adalah karena kekuatan itu mutlak milik Allah. Meskipun orang-orang yang kafir itu yang diangkat menjadi pemimpin , namun mereka tidak akan pernah mendapatkan kekuatan, kehormatan dan kekebalan hakiki seperti yang mereka harapkan. “ Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih. Yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir sebagai teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin, “ Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah (QS An Nisa : 138-139) Orang munafik adalah orang yang lahirnya mengaku beriman, tetapi hatinya justru menolak keberadaan iman itu sendiri. Dari sini akan terjadi pertentangan antara hati yang kufur dengan penampilan yang taat beriman. Mereka itulah orang yang menyatakan diri mereka beriman- tetapi mengangkat orang kafir menjadi pemimpin mereka. Dalam benaknya telah terencana pernyataan keimanan mereka tentang keimanan mereka dengan mengangkat musuh-musuh Allah dan rasulNya sebagai pemimpin. Yang pasti mereka itulah yang tidak mengenal Allah sebagai Allah dengan segala hal kemampuanNya . Jika mereka benar-benar menganggap dan mengenal Allah sebagai Allah niscaya siapa saja yang memimpin mereka akan tidak ada apa-apanya. Karena, walaupun mereka punya kekuatan dan punya massa, mereka tidak ada apa-apanya di hadapan kekuatan dan hegemoni Allah. Bagi orang-orang yang benar-benar mengenal dan memahami Allah, para pemimpin yang sesat itu tidak ada nilainya. Itu artinya orang yang masih mencari kekuatan dari kekuatan para pemimpin seperti itu, akan menjelaskan bahwa cara beripikirnya tidak punya nalar. “ Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah (QS An Nisa : 139) Sistem kekuasaan di dunia Islam saat ini , yang lebih banyak disetir oleh kekuatan kafir , harus dikembalikan kepada Allah , sumber kekuatan dan kekuasaan, agar umat selamat dari kehinaan dan kefakiran yang mengurung umat seperti saat ini. Ternyata alasan dipindahkannya tampuk kekuasaan kepada orang-orang kafir adalah karena kita terlalu besar kecemasannya akan kekuasaan itu dan bergantung kepada kekuatan selain Allah sehingga mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin kita.Dan dari sifat maha pekuasa allah sawt itu yang menumpang pada deiri dzxat allah sawt memberi kekuatan pada mahluk yang berjuang mempertahankan agama nya sebagai mana penjelasan di atas dan dari penjelasan di atas wajibun bagi kita ahli sunah jamaah berjuang bersama sama parti islam semalaysia mempertahankan kerajaan melayu islam dari sini definasi kekuasaan allah ya ng menumpang pada dzat allah sawt yakni diri allah sawt akan membantu kita yang lemah dalam perjuagan kita bersama sama kudrat nya,.,.,.

ALLAH MAHA BERI PETUNJUK,.,. 2013

BERMULA pada pertengahan tahun 2013 , pada malam hari ,berbekalkan sebuah beg galas berisikan baju dan pakaian yang perlu , dan sebu...